Monday, April 25, 2016

STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

Morfologi  merupakan  bagian  dari  tata  bahasa,  yang  membahas  tentang bentuk-bentuk  kata.  Sedangkan  morfem  adalah  satuan  bentuk  bahasa  terkecil yang  mempunyai  makna,  secara  relatif  stabil  dan  tidak  dibagi  atas  bagian bermakna lebih kecil.
Dalam  bahasa  Indonesia  dikenal  adanya  morfem  yang  disebut  satuan non-gramatis. Satuan ini belum mengandung makna tersendiri, karena itu, tidak dapat  langsung  membentuk  kalimat.  Untuk  membentuk  kalimat,  maka  satuan nongramatis seperti me- dan –kan harus digabung dengan satuan gramatis lain.
Morfem  semacam  ini  disebut:  “tambahan”,  “imbuhan”,  atau  “afiks”.  Morfem dalam  bahasa  Indonesia  berdasarkan  bentuknya  ada  dua  macam  yaitu:  (1) morfem bebas, dan (2) morfem terikat.
Morfem  bebas  adalah  morfem  yang  mempunyai  potensi  untuk  berdiri sendiri  sebagai  kata  dan  dapat  langsung  membentuk  kalimat.  Morfem  terikat merupakan  morfem  yang  belum  mengandung  arti,  maka  morfem  ini  belum mempunyai  potensi  sebagai  kata.  Untuk  membentuk  kata,  morfem  ini  harus digabung dengan morfem bebas.
Morfem  terikat  dalam  bahasa  Indonesia  ada  dua  macam,  yakni  morfem terikat  morfologis  dan  morfem  terikat  sintaksis.  Morfem  terikat  morfologis yakni  morfem  yang  terikat  pada  sebuah  morfem  dasar.  Morfem  ini  meliputi prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Sedangkan morfem terikat sintaksis adalah morfem  dasar  yang  tidak  mampu  berdiri  sendiri  sebagai  kata,  misalnya  dan yang, dari, di dan sebagainya.
Proses  perulangan  atau  reduplikasi  adalah  pengulangan  bentuk,  baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam menentukan bentuk dasar kata ulang adalah:
(1)  Pengulangan pada umumnya tidak mengubah jenis kata.
(2)  Bentuk  dasar  dapat  berdiri  sendiri  sebagai  kata  yang  terdapat  dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar.
Berdasarkan  macamnya,  bentuk  perulangan  dalam  bahasa  Indonesia terdiri atas empat bentuk, yaitu:
(1)  Kata ulang suku kata awal.
(2)  Kata ulang seluruh kata dasar kata ulang utuh.
(3)  Kata ulang salin suara atau kata ulang berubah bunyi.
(4)  Kata ulang yang mendapat imbuhan atau kata ulang berimbuhan.
Sesuai dengan fungsi perulangan dalam pembentukan jenis kata,  makna
struktural kata ulang adalah:
(1)  Mengandung makna banyak yang tak tentu.
(2)  Mengandung makna bermacam-macam.
(3)  Mengandung makna menyerupai atau tiruan dari sesuatu.
(4)  Mengandung makna agak atau melemahkan arti.
(5)  Menyatakan  makna  intensitas.  Makna  intensitas  terdiri  dari:  (a)  intensitas
kualitatif,  (b) intensitas kuantitatif, dan (c) intensitas frekuentatif.
(6)  Perulangan pada kata kerja mengandung makna saling atau pekerjaan yang
berbalasan.
(7)  Perulangan pada kata bilangan mengandung makna kolektif.

No comments:

Post a Comment