Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi
Ada
4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam melahirkan
taksonomi, yaitu:
a. Prinsip metodologis (cara guru
mengajar)
b. Prinsip psikologis (fenomena
kejiwaan)
c. Prinsip logis (logis dan konsisten)
d. Prinsip tujuan (keselarasan antara
tujuan dan nilai-nilai)
Latar
Belakang Revisi Taksonomi Bloom
Taksonomi
Bloom merujuk pada taksonomi
yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S.
Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain (ranah, kawasan) dan
setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hirarkinya.
Tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.
Cognitive Domain
(Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir.
2.
Affective Domain
(Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat,
sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3.
Psychomotor Domain
(Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang,
dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan
hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan
karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan
pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali
menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang
paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga
tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah
kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga
diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Bloom
memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam tingkatan kognitif.
Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat kompleks dan abstrak.
Sedangkan ranah afektif yang berdasarkan penghayatan dipimpin oleh David R.
Krathwohl, ranah psikomotorik yang berhubungan dengan gerakan refleks sederhana
ke gerakan syaraf dipimpin oleh Anita Harrow.
Ketiga
ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga seringkali
menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi) pembelajaran.
Akhirnya tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang bernama Lorin W. Anderson
melakukan penelitian dan mengasilkan perbaikan terhadap taksonomi Bloom,
revisinya diterbitkan tahun 2001. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah
taksonomi Bloom dari kata benda (noun)
menjadi kata kerja (verb). Ini
penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya adalah penggambaran
proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi yang
menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Perbedaaan
Taksonomi Bloom dan Anderson
Taksonomi Bloom
|
Perbaikan Taksonomi Bloom
|
Pengetahuan
|
Mengingat
|
Pemahaman
|
Memahami
|
Penerapan
|
Menerapkan
|
Analisis
|
Menganalisis
|
Sintesis
|
Menilai
|
Penilaian
|
Menciptakan
|
Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada produk, padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan proses berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah. Sedangkan menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis, karena orang baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan kekurangan pada sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
Kunci
perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan
Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan
selanjutnya tidak menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu
mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk gerund yaitu remembering
(ingatan), understanding (pemahaman)
, applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan) dan seterusnya.
Terminologi ini lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah knowledge mewakili kata benda umum yaitu
pengetahuan. Berbeda dengan remembering
yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil
dari proses belajar dengan kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan
sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan
istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan tingkat kompetensi dan
menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson dan Krathwohl
berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena
merupakan akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu
mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi
mengubah istilah menjadi creation
(penciptaan).
Dimensi Taksonomi Anderson
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
KATEGORI
|
KATA KUNCI
|
Remembering
(ingatan):
can the student recall or remember the
information? Dapatkah peserta didik mengucapkan atau mengingat informasi?
|
Menyebutkan
definisi, menirukan ucapan, menyatakan susunan, mengucapkan, mengulang,
menyatakan
|
Understanding
(pemahaman): Dapatkah peserta didik menjelaskan konsep,
prinsip, hukum atau prosedur?
|
Mengelompokkan,
menggambarkan, menjelaskan identifikasi, menempatkan, melaporkan,
menjelaskan, menerjemahkan, pharaprase.
|
Applying (penerapan): Dapatkah
peserta didik menerapkan pemahamannya dalam situasi baru?
|
Memilih,
mendemonstrasikan, memerankan, menggunakan, mengilustrasikan,
menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat sketsa, memecahkan masalah,
menulis
|
Analyzing (analisis): Dapatkah peserta
didik memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaan dan kesamaannya?
|
Mengkaji,
membandingkan, mengkontraskan, membedakan, melakukan deskriminasi, memisahkan,
menguji, melakukan eksperimen, mempertanyakan.
|
Evaluating (evaluasi): Dapatkah
peserta didik menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah fenomena atau objek
tertentu?
|
Memberi
argumentasi, mempertahankan, menyatakan, memilih, memberi dukungan, memberi
penilaian, melakukan evaluasi
|
Creating (penciptaan):
Dapatkah peserta didik menciptakan sebuah benda atau pandangan?
|
Merakit,
mengubah, membangun, mencipta, merancang, mendirikan, merumuskan, menulis.
|
(Siana,
2012)
Dalam
taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam
taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah Knowledge Dimension (dimensi
pengetahuan) dan Cognitive Process
Dimension (dimensi proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan
Krathwohl dapat digambarkan dengan tabel berikut.
The Taxonomy Table
Dimensi
Pengetahuan
(The Knowledge
Dimension)
|
Dimensi
Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)
|
|||||
Ingatan
(remember)
|
Pemahaman
(understand)
|
Penerapan
(apply)
|
Analisis
(analyze)
|
Penilaian
(evaluate)
|
Penciptaan
(create)
|
|
Pengetahuan
Faktual
(Factual Knowledge)
|
||||||
Pengetahuan
Konseptual
(Conceptual Knowledge)
|
||||||
Pengetahuan
Prosedural
(Procedural Knowledge)
|
||||||
Pengetahuan
Meta-Kognisi
(Meta-Cognitive
Knowledge)
|
(LorinW. Anderson and David R.
Krathwohl, 2001)
Dimensi Pengetahuan
JENIS UTAMA DAN JENIS SUB CONTOH
|
|
A. PENGETAHUAN FAKTUAL Siswa
harus mengetahui elemen
dasar untuk sebuah disiplin atau cara memecahkan masalah di dalamnya.
|
|
Aa. Pengetahuan tentang terminologi
Ab. Pengetahuan tentang rincian
spesifik dan elemen
|
Teknis kosakata,
simbol musik.
Sumber utama, sumber informasi yang dapat diandalkan. |
B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL Keterkaitan
di antara unsur-unsur dasar struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka
untuk berfungsi bersama-sama.
|
|
Bb. Pengetahuan tentang prinsip
dan generalisasi
Bc. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
|
Periode waktu geologi, bentuk-bentuk
kepemilikan bisnis.
Teorema pythagoras, hukum penawaran dan permintaan. Teori evolusi, struktur kongres. |
C. PENGETAHUAN PROSEDURAL Bagaimana
melakukan sesuatu, metode
penyelidikan,
dan kriteria untuk menggunakan
keterampilan,
algoritma, teknik, dan
metode.
|
|
Ca. Pengetahuan tentang subjek-keterampilan
khusus dan algoritma
Cb. Pengetahuan tentang subjek khusus
teknik dan metode
Cc. Pengetahuan tentang kriteria
untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat
|
Keterampilan yang digunakan dalam
lukisan dengan warna air,
seluruh nomor algoritma
pembagian.
Teknik wawancara, metode ilmiah. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan harus menerapkan prosedur yang melibatkan hukum kedua Newton, kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan dari penggunaan metode tertentu untuk memperkirakan biaya bisnis. |
D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF Pengetahuan
kognisi secara umum serta
kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi sendiri.
|
|
Da. Pengetahuan strategis
Db. Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional
yang tepat
Dc. Pengetahuan diri
|
Pengetahuan menguraikan sebagai sarana
menangkap struktur dari unit materi pelajaran dalam buku teks, pengetahuan
tentang penggunaan heuristik.
Pengetahuan tentang jenis tes khusus, mengelola pengetahuan dari tuntutan kognitif dari tugas yang berbeda. Pengetahuan mengkritisi diri adalah kekuatan pribadi, sedangkan menulis esai adalah kelemahan pribadi, kesadaran tingkat pengetahuan sendiri |
(Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)
Keterangan
1. Pengetahuan faktual (Factual
Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta seperti nama, nomor, jumlah, tahun,
alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki Hajar Dewantara, jumlah
rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan sebagainya.
2. Pengetahuan konseptual (Conceptual
Knowledge): pengetahuan berbentuk konsep, hukum, dan prinsip. Contoh
definisi puasa, hokum archimides, prinsip kerja AC dan sejenisnya.
3. Pengetahuan prosedural (Procedural
Knolwledge): pengetahuan berbentuk cara melakukan sesuatu. Contoh:
langkah-langkah membuat teh tubruk, prosedur menerbangkan pesawat terbang,
langkah menyusun modul dan sejenisnya.
4. Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition
Knowledge): sering disebut a process
of thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi dan
strategi terkait dengan penerapan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan hasil
belajar. Juga sering diartikan sebagai sebuah kesadaran otomatis (automatic awareness) yang timbul karena
pengetahuan dan kemampuan melakukan pengendalian (control) dan memanipulasi proses kognitif. Contoh, seorang peserta
didik menyadari bahwa gaya belajar yang dimilikinya adalah visual, maka dia
memilih video pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan hasil
belajarnya.
Struktur Dimensi Proses
Kognisi (Cognitive Process Dimension)
KATEGORI
&
PROSES
KOGNISI
|
NAMA
ALTERNATIF
|
DEFINISI
DAN CONTOH
|
||
1. INGATAN -
Mengambil
pengetahuan relevan dari memori jangka panjang
|
||||
1.1 Mengenali
|
Mengidentifikasi
|
Mencari pengetahuan dalam memori
jangka panjang yang konsisten dengan materi yang disampaikan (misalnya,
Kenali tanggal peristiwa penting dalam sejarah AS)
|
||
1.2
Mengingat
|
Mengambil
|
Mengambil pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang (misalnya, Ingat tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah AS)
|
||
2.
PEMAHAMAN
- Membangun
makna dari pesan instruksional, termasuk
lisan, tertulis, dan komunikasi
grafis
|
||||
2.1
Menafsirkan
2.2
Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasi
2.4 Meringkas
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
|
Klarifikasi,
parafrase mewakili menerjemahkan Menggambarkan, instantiating Mengkategorikan, subsuming Abstrak, generalisasi Penutup, ekstrapolasi, interpolasi, memprediksi Kontras, pemetaan, sesuai Membangun model |
Mengubah dari satu bentuk representation
(misalnya, numerik)
ke bentuk yang lain (misalnya pidato,
dan dokumen)
Menemukan contoh spesifik atau
ilustrasi dari suatu konsep atau prinsip (misalnya,
Berikan contoh gaya lukisan
varicusartistik
Menentukan sesuatu yang termasuk dalam
kategori (misalnya, klasifikasikan kasus yang diamati atau dijelaskan dari
gangguan mental)
Abstrak tema umum atau titik utama (misalnya, Menulis ringkasan singkatdari acara yang digambarkan
pada rekaman video)
Mengambil kesimpulan logis dari informasi yang disajikan (misalnya, Dalam belajar bahasa asing, menyimpulkan prinsip gramatikal dari contoh yang ada) Mendeteksi korespondensi antara dua ide, benda, dan sejenisnya (misalnya, peristiwa sejarah dibandingkan dengan situasi kontemporer) Membangun model sebab-akibat dari suatu sistem (misalnya, Jelaskan penyebab peristiwa penting abad ke-18 di Perancis) |
||
3.
PENERAPAN - Melaksanakan
atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu
|
||||
3.1
Menjalankan
3.2 Mengimplementasikan
|
Melaksanakan
Menggunakan |
Menerapkan prosedur untuk mengerjakan tugas
(misalnya, digit nomor satu keseluruhan dengan nomor lain keseluruhan,baik
dengan digit ganda)
Menerapkan prosedur untuk tugas asing (misalnya, Gunakan Hukum Kedua Newton dalam situasi di mana itu tepat) |
||
4.
ANALISIS-Memilah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan
menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan struktur
keseluruhan atau tujuan.
|
||||
4.1
Membedakan
4.2
Mengorganisir
4.3 Menghubungkan
|
Diskriminatif,
membedakan, fokus, memilih Temuan koherensi, mengintegrasikan, menguraikan, parsing, penataan Mendekonstruksi |
Membedakan sesuatu yang relevan dari bagian yang
tidak relevan atau penting dari bagian materi yang disampaikan (misalnya, bedakan
antara angka yang relevan dan tidak relevan dalam bahasa matematis)
Menentukan bagaimana elemen yang cocok atau berfungsi dalam struktur (misalnya, Struktur bukti dalam deskripsi sejarah menjadi bukti dan penjelasan terhadap resiko artikular sejarah) Tentukan point pandang, nilai-nilai, atau bahan yang disajikan yang mendasar (misalnya, Tentukan sudut pandang penulis esai dalam hal nya atau perspektif politik nya) |
||
5.
EVALUASI-Membuat
penilaian berdasarkan kriteria dan
standar
|
||||
5.1
Memeriksa
5.2 Mengkritik
|
Koordinasi,
mendeteksi, pemantauan, pengujian
Menilai
|
Mendeteksi inkonsistensi dari fallacies
dalam proses atau produk,
menentukan apakah suatu
proses atau produk memiliki konsistensi internal, detecting
efektivitas prosedur seperti yang sedang dilaksanakan (misalnya,
Menentukan apakah kesimpulan seorang
ilmuwan diikuti dari data yang diamati)
Mendeteksi konsistensi antara produk dan kriteria eksternal, menentukan apakah suatu produk memiliki konsistensi eksternal, mendeteksi kesesuaian prosedur untuk masalah tertentu (misalnya, Hukum yang dari dua metode adalah cara terbaik untuk memecahkan masalah yang diberikan) |
||
6.
PENCIPTAAN-
Masukan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan
yang koheren atau fungsional,
mengenali unsur-unsur
ke dalam pola baru atau struktur
|
||||
6.1
Membuat
6.2
Merencanakan
6.3
Memproduksi
|
Hipotesa
Merancang Membangun |
Datang dengan hipotesa berdasarkan kriteria
(misalnya, Hasilkan hipotesa
untuk menjelaskan fenomena yang diamati)
Merancang prosedur untuk menyelesaikan
beberapa tugas (misalnya, Rencanakan sebuah makalah penelitian tentang topik sejarah tertentu)
Menciptakan suatu produk (misalnya, Membangun habitat untuk tujuan tertentu) |
||
(Anderson W. Lorin. Classroom Assessment,
2003)
Kata Kerja Operasional pada Dimensi
Proses Kognisi dalam Taksonomi Anderson
Kata Kerja Operasional
(KKO) Ranah Kognitif (Anderson)






KATA
KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI ANDERSON
Mengingat
|
Memahami
|
Menerapkan
|
Menganalisis
|
Menilai
|
Menciptakan
|
Memilih
Menguraikan
Mendefinisikan
Menunjukkan
Memberitabel
Mendaftar
Menempatkan
Memadankan
Mengingat
Menamakan
Menghilangkan
Mengutip
Mengenali
Menentukan
Menyatakan
|
Menggolongkan
Mempertahankan
Mendemonstrasikan
Membedakan
Menerangkan
Mengekspresikan
Mengemukakan
Memperluas
Membericontoh
Menggambarkan
Menunjukkan
Mengaitkan
Menafsirkan
Menaksir
Mempertimbangkan
Memadankan
Membuatungkapan
Mewakili
Menyatakankembali
Menuliaskembali
Menentukan
Merangkum
Mengatakan
Menerjemahkan
Menjabarkan
|
Menerapkan
Menentukan
Mendramatisasikan
Menjelaskan
Menggeneralisasikan
Memperkirakan
Mengelola
Mengatur
Menyiapkan
Menghasilkan
Memproduksi
Memilih
Menunjukkan
Membuatsketsa
Menyelesaikan
Menggunakan
|
Menganalisis
Mengategorikan
Mengelompokkan
Membandingkan
Membedakan
Mengunggulkan
Mendiversivikasikan
Mengidentifikasi
Menyimpulkan
Membagi
Merinci
Memilih
Menentukan
Menunjukkan
Melaksanakan survei
|
Menghargai
Mempertimbangkan
Mengkritik
Mempertahankan
Membandingkan
|
Memilih
Menentukan
Menggabungkan
Mengombinasikan
Mengarang
Mengkonstruksi
Membangun
Menciptakan
Mendesain
Merancang
Mengembangkan
Melakukan
Merumuskan
Membuathipotesis
Menemukan
Membuat
Mempercantik
Mengawali
Mengelola
Merencanakan
Memproduksi
Memainkanperan
Menceritakan.
|
(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)
Menurut
Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan Krathwohl sendiri
mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak dalam satu
kesatuan ranah (domain). Tidak seperti sebelumnya yang menggunakan klasifikasi
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pembagian tersebut
dikritisi banyak pihak karena cenderung membuat pendidikan beranggapan bahwa
adanya isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan yang sama.
Pada
revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap terpisah dengan
ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu dengan yang lain.
Karena semua aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja otak.
Sebagai contoh, pada kategori pengetahuan metakognitif, di dalamnya juga
mencakup ranah kognitif dan afektif, juga psikomotor.
Revisi
ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein mengatakan, complexity is the theory of classifying
problems based on how difficult they are to solve. Sebutan ini cukup wajar
karena masalah otak dan fungsinya telah mengundang beragam teori yang secara
tak langsung telah menunjukkan betapa rumitnya kajian tentangnya.
“How amazing is it…” begitulah ungkapan
dalam artikel Barry L. Aaronson. Dalam narasi yang lebih sederhana, kami
mencoba mengambil analog dari gambaran saat seseorang sedang berpikir.
Terkadang, dia akan terlihat mengernyitkan dahi, memegang atau memijit-mijit keningnya.
Orang lain yang melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan tanda-tanda
seperti itu sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir
tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena informasi yang
dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam itu menjadi
indikasi seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang menyampaikan perasaan
atau dengan kata, “hati-hati di jalan ya!”, mengapa yang dipegang bukanlah
kepala, tetapi malah memegang dada. Bukankah saraf emosi dan perasaan juga
berada dalam otak?.
Menfungsikan
otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett (1932) mengartikan
berpikir (thinking) sebagai (1)
interpolasi yang memenuhi informasi, (2) ekstrapolasi yang melampaui informasi
yang diberikan, dan (3) re-interpretasi yang mengatur kembali informasi.
Terkait dengan hal ini pula, Mayer (1977) menyarankan pengertian berpikir
sebagai upaya mengarahkan dan menghasilkan perilaku untuk memecahkan (solve) atau mencari solusi dari suatu
masalah. Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif Anderson dan
Krathwohl.
Kompleksitas
fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya pandangan para ahli cognitive neuroscientists. Marianne
Szegedy, misalnya, menegaskan bahwa aktifitas kognitif manusia dan perilakunya
bergantung kepada 95 persen di bawah batas kesadaran manusia (subconscious awarness). Hanya 5 persen
aktifitas manusia dilakukan berdasarkan kesadaran penuh (conscious awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan
kalsifikasi Anderson dan Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.
Dapat didownload di http://www.4shared.com/file/_bo0lKAq/Isi_Makalah.html.
atau di https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vteUZHRWxiMndhdFU
-------------------------------------------------------------------------------------------------
DUKUNG PROGRAM AMAL
sangat membantu :)
ReplyDeleteterima kasih
Terima kasih banyak..
ReplyDeleteterimakasih ya.... :)
ReplyDeletemohon izin untuk bahan diskusi, terima kasih
ReplyDeletekalau contoh sola matematika hubungan antara Dimensi kognetif dengan dimensi pengetahuan?
ReplyDeletebisa minta judul buku andersonya bro? makasih
ReplyDeleteminta ngambil buat bahan belajar
ReplyDeleteboleh tau rujukan ngambil dari mana, lebih spesifiknya untuk (Siana, 2012) bukunya judunya apa?
ReplyDeletedownload saja bro.. lihat di daftar pustakanya
Deletesangat membantu, tetapi tampilan blognya seperti blog anak alay, susah bacanya
ReplyDeleteTerima kasih sekalii
ReplyDeleteTerimakasih
ReplyDelete