Jenis-jenis buku interaktif memiliki bermacam-macam bentuk, yaitu terdiri atas: (1) Buku interaktif pop up, merupakan jenis buku interaktif
berupa lipatan gambar yang terlihat 3 dimensi dengan menggunakan lipatan
kertas. (2) Buku interaktif peek a book,
terkadang disebut juga dengan buku interaktif lift a flap, merupakan jenis buku interaktif yang halaman bukunya
harus dibuka untuk mengetahui kejutan di balik halaman tersebut. (3) Buku
interaktif pull tab, merupakan jenis
buku interaktif berupa kertas yang ditarik pada halaman berikutnya. (4) Buku
interaktif hidden objects book, jenis
buku yang mengajak anak untuk menentukan objek yang telah disamarkan pada
bagian halaman dan membawa cerita melalui itu. (5) Buku interaktif games, jenis
buku interaktif berupa permainan menggunakan alat tulis atau tidak menggunakan
alat tulis. (6) Buku interaktif participation,
jenis buku interakif yang berisi penjelasan atau cerita disertai dengan tanya
jawab dan atau instruksi untuk melakukan sesuatu guna menguji penjelasan atau
cerita yang ada dalam buku tersebut. (7) Buku interaktif play-a-song atau play-a-sound,
merupakan jenis buku interaktif yang dilengkapi dengan tombol-tombol yang
apabila ditekan akan mengeluarkan bunyi-bunyian berupa lagu atau suara-suara
yang berhubungan dengan cerita di dalam bukunya. (8) Buku interaktif touch and feel, jenis buku interaktif
yang biasa digunakan untuk anak usia pre-school
dengan tujuan untuk mengembangkan minat mereka dalam belajar mengenai tekstur
berbeda, misalnya bulu halus pada gambar burung. (9) Buku interaktif campuran,
jenis buku interaktif yang berisi gabungan dari beberapa bentuk jenis penerapan
bentuk buku interaktif. contoh buku interaktif yang berisi campuran antara pull up dan peek a book. (10) Buku interaktif spotlight book, jenis buku interaktif yang berdesain memfokuskan
perhatian suatu obyek/pokok materi pada satu halaman.
Saluran Dwi Cahyadi Wibowo
Thursday, April 27, 2017
Tuesday, April 25, 2017
Tujuan Pembelajaran Menyimak
- A. TUJUAN PEMBELAJARAN MENYIMAK
Tujuan
pembelajaran menyimak ialah memperkaya kosa kata anak sehingga membantu siswa
ketika belajar membaca dan menulis. Pelajaran menyimak oleh kebanyakkan guru
dianggap tidak perlu diajarkan karena sudah implisit ke dalam ketiga komponen
keterampilan bahasa yang lain. Ada juga beranggapan bahwa “mendengar” atau
“menyimak” adalah suatu yang bersifat refleksif seperti hanya dengan
“bernafas”. Jadi, menyimak adalah sesuatu yang sudah dengan sendirinya
berjalan, bergerak, dan tidak perlu diajarkan. Namun dipihak lain, mengemukan
juga pendapat, menyimak perlu diajarkan karena tanpa kemampuan menyimak tidak
akan mungkin di peroleh keterampilan yang lain. Menyimak pada dasarnya adalah
keterampilan dasar yang mendasari keterampilan yang lain (membaca, menulis,
berbicara).
1.
Tujuan Utama
Pembelajaran Menyimak
Tujuan utama dari
menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang
tersirat dalam bahan simakan.
a. Mendapatkan Fakta
Pengumpulan
fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau
informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya
mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah,
percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman
sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan
pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak.
Fakta yang diperoleh
melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau
mengadakan eksperimen.
b. Menganalisis Fakta
Fakta
atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan
antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa
yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman
menyimak dalam bidang yang relevan.
c. Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam
suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan
pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan
seperti antara lain :
1) Benarkah
fakta yang diajukan?
2) Relevankah
fakta yang diajukan?
3) Akuratkah
fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang
disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak
maka fakta itu dapat diterima.
d. Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya
orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan
untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain
semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang
yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti,
dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang
mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif,
sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul
dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh
periklanan, salesman dsb.
e. Menghibur Diri
Sejumlah
penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau
percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah
letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya
pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang
mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu,
banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang
dibawakan Grup Srimulat.
f. Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang
lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak
memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
1) Cara
mengorganisasikan bahan pembicaraan
2) Cara
penyampaian bahan pembicaraan
3) Cara
memikat perhatian pendengar
4) Cara
mengarahkan perhatian pendengar
5) Cara
menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6) Cara
memulai dan mengakhiri pembicaraan
2.
Tujuan
Khusus Pembelajaran Menyimak
Di
samping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan
adanya aneka ragam menyimak, yaitu:
a.
Menyimak
Ekstensif
Menyimak
ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai
hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di
bawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan, 1987:35-36).
Penggunaan yang paling
dasar adalah untuk menangkap atau mengingat kembali bahan yang telah dikenal
atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara baru. Keuntungan
mengingatkan bahan lama kepada para siswa, bahwa mereka melihat hal itu secara
wajar dalam lingkungan yang asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalam
hubungan kelas, tempat pertama kali disajikan secara formal. Yang termasuk
kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut.
1) Menyimak
Sosial
Menyimak Sosial (social
listening) atau menyimak konversasional (conversational listening) ataupun
menyimak sopan (courtreous listening) biasanya berlangsung dalam
situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai
hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan
satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal
yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang
dikemukakan (Dawson dalam Tarigan,1987:37).
Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam proses komunikasi.
Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam proses komunikasi.
2) Menyimak
Sekunder
Tarigan (1987:38)
menyatakan bahwa “menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif
(extensive listening).” Menyimak ini lebih bersifat umum tanpa ada bimbingan.
Apa yang didengar oleh penyimak bukan menjadi tujuan utama.
Salah satu contoh, bila
menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan menulis atau
melukis.
3) Menyimak
Estetik
Menyimak estetik
(aesthetic listening) atau menyimak apresiatif (appreciational listening)
adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam
menyimak ekstensif (Tarigan, 1987:38). Menyimak estetik mencakup menyimak
musik, puisi, menikmati cerita, teka-teki yang dapat mengapresiasikan terhadap
suatu hal tertentu. Menyimak estetik bertujuan untuk siswa agar dapat menyimak
musik, puisi, dan drama. Sehingga dapat menikmati dan mengapresiasikan
cerita-ceritanya dalam lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru
atau siswa.
4) Menyimak
pasif
Menyimak pasif (passive
listening) adalah penyerapan suatu ajaran tanpa upaya sadar yang biasanya
menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa,
menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Untuk
melakukan hal ini, perlu mempergunakan teknik-teknik tertentu yang bermanfaat,
antara lain:
a) Berilah
otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak.
b) Tenang
dan santai.
c) Jangan
memasang rintangan bagi bunyi.
d) Berikanlah
waktu yang cukup bagi telinga dan otak.
e) Beri
kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan sesuatu yang
lain (Nida dalam Tarigan, 1987:39-40)
b.
Menyimak
Intensif
Tarigan
(1987:40) menyatakan bahwa “menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan
yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.” Dalam kegiatan
ini diperlukan pengarahan dari guru. Salah satu cara yang sederhana untuk
melatih tipe menyimak seperti ini adalah menyuruh siswa menyimak tanpa memberi
teks tertulis sekali atau dua kali, misalnya teks mengenai suatu paragraf yang
mengandung beberapa penghubung kalimat.
Tugas
siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi. Kemudian memberikan teks
tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung-penghubung kalimat itu berada.
Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi.
Mungkin
dalam kegiatan menyimak intensif, dapat dikatakan sebagai kegiatan menyimak
atau mendengarkan dengan sempurna, tetapi belum tentu memahami maknanya. Oleh
karena menyimak makna merupakan suatu keterampilan penting untuk dikembangkan,
haruslah disadari benar-benar isi yang terkandung sebenarnya dari pesan
tersebut dan berada dalam jangkauan intlektual dan kedewasaan siswa.
Jenis-jenis
menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif sebagai berikut.
1) Menyimak
Kritis
Menyimak kritis
(critical listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan
atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang
pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat”
(Tarigan, 1987:42).
Menyimak kritis lebih cendrung
meneliti letak kekurangan dan kekeliruan dalam pembicaraan seseorang karena
dalam menyimak secara kritis, segala ucapan atau informasi lisan yang disimak
untuk memproleh suatu kebenaran.
2) Menyimak
Konsentratif
Menyimak konsentratif
(concentrative listening) sering juga disebut a study-type listening atau
menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam
menyimak konsentratif ini adalah:
a) Mengikuti
petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.
b) Mencari
dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan
serta sebab-akibat.
c) Mendapatkan
atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.
d) Memperoleh
pemahaman dan pengertian yang mendalam
e) Merasakan
serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun pengorganisasiannya.
f) Memahami
urutan ide-ide sang pembicara.
g) Mencari
dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam Tarigan, 1987: 45).
3) Menyimak
Kreatif
Menyimak kreatif
(creative listening) merupakan kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan
kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan yang menggambarkan keindahan yang dirangsang
oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan, 1987: 46).
4) Menyimak
Eksplorasif
Tarigan (1987:47)
menyatakan bahwa “menyimak eksplorasif (exploratory listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih
terarah dan lebih sempit.” Dalam menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan
perhatiannya untuk menjalani serta menemukan hal-hal yang menarik sebagai
informasi tambahan mengenai suatu topik.
5) Menyimak
Interogatif
Tarigan
menyatakan pengertian mengenai menyimak interogatif sebagai berikut.
Menyimak interogatif
(interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang
menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan
pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan
mengajukan banyak pertanyaan (1987:48).
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi atau menanyai sang pembicara.
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi atau menanyai sang pembicara.
6) Menyimak
Selektif
Merdhana (1987:32)
menyatakan bahwa “menyimak selektif (selective listening) adalah menyimak suatu
wacana yang disertai dengan seleksi tertentu terhadap kebahasaannya di samping
terhadap isi pesan itu.” Dalam menyimak selektif penyimak mungkin berhadapan
dengan pesan-pesan yang tidak perlu.
3.
Tujuan
Pembelajaran Menyimak Menurut Beberapa Ahli
a. Menurut Logan (dalam
Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam
antara lain sebagai berikut :
1) Menyimak
untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2) Menyimak
untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada
penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan
atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3) Menyimak
untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai
apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak
logis, dan lain-lain).
4) Menyimak
untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak
dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita,
pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5) Menyimak
untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar
si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun
perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6) Menyimak
untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si
penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan
arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini
terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik
mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7) Menyimak
untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara
dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8) Menyimak
untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu
masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan;
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
b. Menurut Sutari
(1997:22), tujuan menyimak adalah : (1)
mendapatkan fakta (2) menganalisis fakta (3) mengevaluasi fakta (4) mendapatkan
inspirasi (5) mendapatkan hiburan (6) memperbaiki kemampuan berbicara
1) Untuk
mendapatkan fakta
Banyak cara yang dapat
ditempuh oleh seseorang untuk memperoleh fakta. Cara yang pertama adalah dengan
mengadakan eksperimen, penelitian, membaca buku, surat kabar, majalah, dan
sebagainya. Cara yang kedua adalah dengan dengan mendengarkan radio, melihat
televise, berdiskusi, menghadiri seminar, dan sebagainya. Dari uraian di atas,
maka menyimak merupakan suatu media untuk mendapatkan fakta dan informasi.
2) Untuk
menganalisis fakta
Proses menganalisis
fakta adalah proses menaksir kata-kata atau informasi sampai pada tingkat
unsur-unsurnya dan menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta
tersebut.
3) Untuk
mengevaluasi fakta
Setelah menganalisis
fakta, dalam benak penyimak yang kritis akan muncul beberapa pertanyaan
sehubungan dengan hasil analisisnya terhadap suatu bahan simakan. Dalam
mengevaluasi fakta, penyimak perlu mempertimbangkan bahan simakan dengan
menggunakan segala pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
4) Untuk
mendapatkan inspirasi
Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada beberapa masalah dalam hidup
mereka. Kadang-kadang, kegiatan menyimak dapat dilakukan untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut dengan cara mencari inspirasi. Kegiatan menyimak yang
dapat menimbulkan inspirasi adalah seperti menyimak pengajian, seminar, dan
sebagainya.
5) Untuk
mendapatkan hiburan
Pada dasrnya, manusia
dalam hidup ini memerlukan hiburan Hiburan dapat diperoleh melalui berbagai
kegiatan, salah satunya adalah kegiatan menyimak. Manusia jaman sekarang sering
menyimak radio, televisi, film, dan sebagainya untuk memperoleh hiburan.
Seorang pembicara yang
baik harus mampu menciptakan suatu suasana yang gembira dan menyenangkan. Hal
ini akan membantu pembicara dalam mencapai tujuannya, yaitu menyampaikan materi
agar dapat diterima dengan baik karena akan merangsang penyimak lebih berminat
dan memperhatikan materi yang sedang disampaikan.
6) Memperbaiki
kemampuan berbicara
Tujuan menyimak yang
terakhir adalah memperbaiki kemampuan berbicara. Dengan menyimak pembicaraan
yang terpilih, kita dapat memperbaiki kemampuan berbicara. Hal ini sering
digunakan dalam pengajaran bahasa asing, karena dengan menyimak penutur asli,
maka penyimak akan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahannya dalam pengucapan
kata-kata asing.
Monday, April 24, 2017
Seminar Pendidikan Pemanfaatan Aplikasi Komputer Untuk Meningkatkan Kecerdasan dan Keterampilan Peserta Didik
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Sdr
Di
tempat
Dengan hormat,
Berkenaan
dengan akan dilaksanakannya Seminar “Pemanfaatan Aplikasi
Komputer Untuk Meningkatkan Kecerdasan dan Keterampilan Peserta Didik”
pada hari Selasa, tanggal 2 Mei 2017 Pukul 13.00 WIB bertempat di Gedung C
STKIP Persada Khatulistiwa, dengan ini, kami memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk
dapat kiranya mengikuti dan hadir pada kegiatan tersebut, agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan
baik. Adapun kontribusi kegiatan tersebut sebesar Rp 30.000,-. Dari kontribusi
yang diberikan, Bapak/Ibu/Sdr mendapatkan CD Media Interaktif berbasis Flash
Player, konsumsi dan sertifikat. Pendaftaran dilayani dari jam 08.00-11.30 WIB
dan 13.40-15.00 WIB. Batas pendaftaran kegiatan seminar ini berakhir pada pukul
15.00 WIB pada tanggal 27 April 2017. Tempat pendaftaran bertempat di
Sekretariat Panitia (Prodi PGSD STKIP Persada Khatulistiwa).
Demikian surat ini
dibuat. Atas segala perhatian, kami ucapkan terima kasih.
Saturday, April 22, 2017
E-Learning Belajar dan Pembelajaran Tahun Akademik 2016/2017
Berikut materi kuliah Dwi Cahyadi Wibowo, M. Pd. dapat diunduh dengan mengklik materi yaitu:
Selamat Belajar :-)
Pertemuan
|
Materi
|
I
|
Kontrak
Kuliah dan Informasi TPK
|
II
|
|
III
|
|
IV
|
|
V
|
|
VI
|
|
VII
|
|
VIII
|
Ujian
Tengah Semester (UTS)
|
IX
|
Review
Ujian Tengah Semester
|
X
|
|
XI
|
|
XII
|
|
XIII
|
|
XIV
|
Masalah-Masalah
dalam Pembelajaran
|
XV
|
Masalah-Masalah
dalam Pembelajaran Berdasarkan
Data di Lapangan
|
XVI
|
Ujian
Akhir Semester (UAS)
|
Selamat Belajar :-)
Saturday, April 15, 2017
MoU perjanjian penelitian untuk Lembaga Penelitian
Berikut diberikan rancangan pelaksanaan penelitian dan kontrak penelitian yang dapat diunduh di
rancangan pelaksanaan penelitian https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vtM3FVRmk1OUhpOUk
kontrak penelitian https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vtR3lTR3hVUlRzejQ
semoga bermanfaat.
rancangan pelaksanaan penelitian https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vtM3FVRmk1OUhpOUk
kontrak penelitian https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vtR3lTR3hVUlRzejQ
semoga bermanfaat.
Wednesday, April 12, 2017
syarat dan ketentuan penerbitan NUPTK bagi Guru dan Tenaga Kependidikan
I. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, PLB.
II. Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan pendidikan Non Formal (KB/TPA/SPS, PKBM/TBM, Kursus, dan UPT.
III. Guru PNS/CPNS, Pengawas PNS, dan Guru bukan PNS.
IV. Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan pendidikan Non Formal PNS/CPNS dan bukan PNS.
V. S-1/D4 dari LPTK/PTN yang memiliki prodi terakreditasi atau dari LPTK /PTS yang terakreditasi Kopertis setempat bagi guru dan tenaga kependidikan yang diangkat setelah Januari 2006.
VI. Guru dan tenaga kependidikan yang aktif dalam dapodik Dikdasmen dan PAUD-Dikmas dengan ketentuan;
A. Belum memiliki NUPTK melalui proses veval GTK oleh PDSPK
B. Kandidat guru dan tenaga kependidikan penerima NUPTK melengkapi persyaratan dengan memindai (meng- upload) dokumen persyaratan melalui aplikasiverval GTK:
i. Guru dan tenaga kependidikan PNS, SK CPNS/PNS + SK Penugasan dari Dinas Pendidikan
ii. Guru dan tenaga kependidikan non PNS,
a. di sekolah negeri: SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Gubernur
b. di sekolah swasta: SK Pengangkatan GTY selama 2 tahun secara terus menerus dihitung sampai dengan bulan Januari 2016 (SK tidak berlaku surut).
VII. Guru yang aktif tidak dalam dapodik (Guru Kemenag)
A. Diajukkan oleh operator Disdik melalui aplikasi verval GTK
B. Belum memiliki NUPTK melalui proses verval GTK oleh PDSPK
C. Kandidat guru penerima NUPTK melengkapi persyaratan dengan memindai (meng- upload) dokumen persyaratan melalui aplikasi verval GTK:
i. Guru PNS, SK CPNS/PNS + SK Penugasan dari Disdik
ii. Guru nonPNS,
a. di sekolah negeri: SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Gubernur
b. di sekolah swasta: SI< Pengangkatan GTY selama 2 tahun secara terus menerus dihitung sampai dengan bulan Januari 2016 (SK tidak berlaku surut)
VIII. Diverifikasi dokumen persyaratannya oleh Disdik Kab/Kota, Ditjen GTK sesuai kebijakan yang ada.
II. Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan pendidikan Non Formal (KB/TPA/SPS, PKBM/TBM, Kursus, dan UPT.
III. Guru PNS/CPNS, Pengawas PNS, dan Guru bukan PNS.
IV. Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan pendidikan Non Formal PNS/CPNS dan bukan PNS.
V. S-1/D4 dari LPTK/PTN yang memiliki prodi terakreditasi atau dari LPTK /PTS yang terakreditasi Kopertis setempat bagi guru dan tenaga kependidikan yang diangkat setelah Januari 2006.
VI. Guru dan tenaga kependidikan yang aktif dalam dapodik Dikdasmen dan PAUD-Dikmas dengan ketentuan;
A. Belum memiliki NUPTK melalui proses veval GTK oleh PDSPK
B. Kandidat guru dan tenaga kependidikan penerima NUPTK melengkapi persyaratan dengan memindai (meng- upload) dokumen persyaratan melalui aplikasiverval GTK:
i. Guru dan tenaga kependidikan PNS, SK CPNS/PNS + SK Penugasan dari Dinas Pendidikan
ii. Guru dan tenaga kependidikan non PNS,
a. di sekolah negeri: SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Gubernur
b. di sekolah swasta: SK Pengangkatan GTY selama 2 tahun secara terus menerus dihitung sampai dengan bulan Januari 2016 (SK tidak berlaku surut).
VII. Guru yang aktif tidak dalam dapodik (Guru Kemenag)
A. Diajukkan oleh operator Disdik melalui aplikasi verval GTK
B. Belum memiliki NUPTK melalui proses verval GTK oleh PDSPK
C. Kandidat guru penerima NUPTK melengkapi persyaratan dengan memindai (meng- upload) dokumen persyaratan melalui aplikasi verval GTK:
i. Guru PNS, SK CPNS/PNS + SK Penugasan dari Disdik
ii. Guru nonPNS,
a. di sekolah negeri: SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Gubernur
b. di sekolah swasta: SI< Pengangkatan GTY selama 2 tahun secara terus menerus dihitung sampai dengan bulan Januari 2016 (SK tidak berlaku surut)
VIII. Diverifikasi dokumen persyaratannya oleh Disdik Kab/Kota, Ditjen GTK sesuai kebijakan yang ada.
Persyaratan Menjadi Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Penunjukan LPTK sebagai penyelenggara program PPG melalui penugasan khusus yang ditentukan dan didasarkan pada pemenuhan beberapa persyaratan, yaitu: (1) akreditasi Program Studi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan peringkat paling rendah B; (2) ketaatan azas dalam penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundangan yang ada; (3) komitmen LPTK; (4) kualitas sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang mendukung program studi kependidikan; (5) fasilitas asrama; (6) memiliki program peningkatan dan pengembangan aktivitas instruksional atau yang sejenis dan berfungsi efektif, dan (7) memiliki program dan jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra terakreditasi paling rendah B dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan (PPL).
informasi didapatkan dari https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vtWjJYTER6ZTM4ems
informasi didapatkan dari https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vtWjJYTER6ZTM4ems
Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru 2017
Penyelenggara PPG adalah LPTK yang ditunjuk (ditugasi) oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa), Kemenristekdikti. Adapun LPTK penyelenggara Program PPG SM-3T Angkatan V Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Universitas Bengkulu
2. Universitas Mulawarman
3. Universitas Negeri Gorontalo
4. Universitas Negeri Jakarta
5. Universitas Negeri Makassar
6. Universitas Negeri Malang
7. Universitas Negeri Manado
8. Universitas Negeri Medan
9. Universitas Negeri Padang
10. Universitas Negeri Semarang
11. Universitas Negeri Surabaya
12. Universitas Negeri Yogyakarta
13. Universitas Nusa Cendana
14. Universitas Pendidikan Ganesha
15. Universitas Pendidikan Indonesia
16. Universitas Riau
17. Universitas Negeri Sebelas Maret
18. Universitas Syiah Kuala
19. Universitas Tanjungpura
20. Universitas Islam Nusantara
21. Universitas Muhammadiyah Malang
22. Universitas PGRI Semarang
23. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
1. Universitas Bengkulu
2. Universitas Mulawarman
3. Universitas Negeri Gorontalo
4. Universitas Negeri Jakarta
5. Universitas Negeri Makassar
6. Universitas Negeri Malang
7. Universitas Negeri Manado
8. Universitas Negeri Medan
9. Universitas Negeri Padang
10. Universitas Negeri Semarang
11. Universitas Negeri Surabaya
12. Universitas Negeri Yogyakarta
13. Universitas Nusa Cendana
14. Universitas Pendidikan Ganesha
15. Universitas Pendidikan Indonesia
16. Universitas Riau
17. Universitas Negeri Sebelas Maret
18. Universitas Syiah Kuala
19. Universitas Tanjungpura
20. Universitas Islam Nusantara
21. Universitas Muhammadiyah Malang
22. Universitas PGRI Semarang
23. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Friday, April 7, 2017
Seminar Pendidikan dan Lomba Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif
Hadiri dan ikuti seminar pendidikan dengan tema "Pemanfaatan aplikasi komputer untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan peserta didik" dengan pembicara Anyan, M. Kom., Imanuel Sairo Awang, S. Si., M. Pd., dan Dwi Cahyadi Wibowo, M. Pd. Donasi kegiatan hanya Rp 30.000,- mendapatkan fasilitas CD interaktif, snack dan sertifikat.
Ikuti pula lomba pembuatan media interaktif menggunakan powerpoin. pendaftaran kegiatan hanya Rp 10.000,-.
Pendaftaran bisa melalui via transfer maupun datang langsung ke sekretariat panitia.
via transfer ke rekening mandiri a.n dwi cahyadi wibowo no rekening 146-00-0612090-6, setelah transfer, mengirimkan bukti transfer ke email dwicahyadiwibowo@yahoo.co.id dan sms ke no 0853-4848-6838.
via datang ke sekretariat , datang dan daftar ke sekretariat panitia PGSD STKIP Persada Khatulistiwa (menemui bapak Dwi) di jalan pertamina sengkuang KM. 4 Sintang (STKIP Persada Khatulistiwa)
Jangan lewatkan even ini... Sejatinya ilmu perlu dikembangkan dan diuji terus menerus :)
Monday, April 3, 2017
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING PADA SISWA KELAS V
Indri Hartuti, Dwi Cahyadi
Wibowo, Yudita Susanti.
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl.
Pertamina-Sengkuang, Sintang
Abstract: The background of
research by lack speaking skills of students in class V elementary school 13
Entogong districts Kayan Hulu school year 2016/2017. Focus the research problem
that is how is the increase in the ability to speak using the method of
brainstorming in class V elemenatry school 13 Entogong districts Kayan Hulu
school year 2016/2017. The purpose from research is to increase their speaking
ability class V elementary school 13 Entogong. Type of research is a classroom
action research. with descriptive qualitative research method. The results of
this study suggest that the ability to speak using the method of brainstorming
in class V student elementary school 13 Entogong districts Kayan Hulu school
year 2016/2017 increased. This can be seen from the test results of students in
the cycle I with the classical
completeness 66,7% increase in cycle II into 93,3%. From results and discussion
research it can be concluded that application of the method of brain
storming can increase their speaking
ability students.
Keywords: Speaking Ability, Method Brainstorming
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya
kemampuan siswa dalam berbicara kelas V
Sekolah Dasar Negeri 13 Entogong Kecamatan Kayan Hulu tahun pelajaran
2016/2017. Fokus masalah penelitian yaitu; bagaimanakah peningkatan kemampuan
berbicara menggunakan metode brainstorming pada siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri 13 Entogong Kecamatan Kayan Hulu tahun pelajaran 2016/2017? Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri 13 Entogong. Jenis Penelitian yaitu Penelitian Tindakan
Kelas dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa kemampuan berbicara menggunakan metode brainstorming
pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Entogong Kecamatan Kayan Hulu Tahun
Pelajaran 2016/2017 adalah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes
siswa pada siklus I dengan ketuntasan klasikal 66,7% meningkat pada siklus II
menjadi 93,3%. Dari hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode brainstorming dapat meningkatkan kemampuan berbicara
siswa.
ojs: http://jurnal.stkippersada.ac.id/index.php/KAN/article/view/221
Subscribe to:
Posts (Atom)