Thursday, April 27, 2017

Jenis-Jenis Buku Interaktif

Jenis-jenis buku interaktif memiliki bermacam-macam bentuk, yaitu terdiri atas: (1) Buku interaktif pop up, merupakan jenis buku interaktif berupa lipatan gambar yang terlihat 3 dimensi dengan menggunakan lipatan kertas. (2) Buku interaktif peek a book, terkadang disebut juga dengan buku interaktif lift a flap, merupakan jenis buku interaktif yang halaman bukunya harus dibuka untuk mengetahui kejutan di balik halaman tersebut. (3) Buku interaktif pull tab, merupakan jenis buku interaktif berupa kertas yang ditarik pada halaman berikutnya. (4) Buku interaktif hidden objects book, jenis buku yang mengajak anak untuk menentukan objek yang telah disamarkan pada bagian halaman dan membawa cerita melalui itu. (5) Buku interaktif games, jenis buku interaktif berupa permainan menggunakan alat tulis atau tidak menggunakan alat tulis. (6) Buku interaktif participation, jenis buku interakif yang berisi penjelasan atau cerita disertai dengan tanya jawab dan atau instruksi untuk melakukan sesuatu guna menguji penjelasan atau cerita yang ada dalam buku tersebut. (7) Buku interaktif play-a-song atau play-a-sound, merupakan jenis buku interaktif yang dilengkapi dengan tombol-tombol yang apabila ditekan akan mengeluarkan bunyi-bunyian berupa lagu atau suara-suara yang berhubungan dengan cerita di dalam bukunya. (8) Buku interaktif touch and feel, jenis buku interaktif yang biasa digunakan untuk anak usia pre-school dengan tujuan untuk mengembangkan minat mereka dalam belajar mengenai tekstur berbeda, misalnya bulu halus pada gambar burung. (9) Buku interaktif campuran, jenis buku interaktif yang berisi gabungan dari beberapa bentuk jenis penerapan bentuk buku interaktif. contoh buku interaktif yang berisi campuran antara pull up dan peek a book. (10) Buku interaktif spotlight book, jenis buku interaktif yang berdesain memfokuskan perhatian suatu obyek/pokok materi pada satu halaman.

Tuesday, April 25, 2017

Tujuan Pembelajaran Menyimak


  • A.           TUJUAN PEMBELAJARAN MENYIMAK
Tujuan pembelajaran menyimak ialah memperkaya kosa kata anak sehingga membantu siswa ketika belajar membaca dan menulis. Pelajaran menyimak oleh kebanyakkan guru dianggap tidak perlu diajarkan karena sudah implisit ke dalam ketiga komponen keterampilan bahasa yang lain. Ada juga beranggapan bahwa “mendengar” atau “menyimak” adalah suatu yang bersifat refleksif seperti hanya dengan “bernafas”. Jadi, menyimak adalah sesuatu yang sudah dengan sendirinya berjalan, bergerak, dan tidak perlu diajarkan. Namun dipihak lain, mengemukan juga pendapat, menyimak perlu diajarkan karena tanpa kemampuan menyimak tidak akan mungkin di peroleh keterampilan yang lain. Menyimak pada dasarnya adalah keterampilan dasar yang mendasari keterampilan yang lain (membaca, menulis, berbicara).
1.      Tujuan Utama Pembelajaran Menyimak
Tujuan utama  dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
a.       Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak.
Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
b.      Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
c.       Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
1)      Benarkah fakta yang diajukan?
2)      Relevankah fakta yang diajukan?
3)      Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
d.      Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
e.       Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
f.       Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
1)      Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2)      Cara penyampaian bahan pembicaraan
3)      Cara memikat perhatian pendengar
4)      Cara mengarahkan perhatian pendengar
5)      Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6)      Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
2.      Tujuan Khusus Pembelajaran Menyimak
Di samping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak, yaitu:
a.      Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan, 1987:35-36).
Penggunaan yang paling dasar adalah untuk menangkap atau mengingat kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara baru. Keuntungan mengingatkan bahan lama kepada para siswa, bahwa mereka melihat hal itu secara wajar dalam lingkungan yang asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalam hubungan kelas, tempat pertama kali disajikan secara formal. Yang termasuk kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut.
1)      Menyimak Sosial
Menyimak Sosial (social listening) atau menyimak konversasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courtreous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan (Dawson dalam Tarigan,1987:37).
Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam proses komunikasi.
2)      Menyimak Sekunder
Tarigan (1987:38) menyatakan bahwa “menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).” Menyimak ini lebih bersifat umum tanpa ada bimbingan. Apa yang didengar oleh penyimak bukan menjadi tujuan utama.
Salah satu contoh, bila menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan menulis atau melukis.
3)      Menyimak Estetik
Menyimak estetik (aesthetic listening) atau menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif (Tarigan, 1987:38). Menyimak estetik mencakup menyimak musik, puisi, menikmati cerita, teka-teki yang dapat mengapresiasikan terhadap suatu hal tertentu. Menyimak estetik bertujuan untuk siswa agar dapat menyimak musik, puisi, dan drama. Sehingga dapat menikmati dan mengapresiasikan cerita-ceritanya dalam lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru atau siswa.
4)      Menyimak pasif
Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ajaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Untuk melakukan hal ini, perlu mempergunakan teknik-teknik tertentu yang bermanfaat, antara lain:
a)      Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak.
b)      Tenang dan santai.
c)      Jangan memasang rintangan bagi bunyi.
d)     Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak.
e)      Beri kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan sesuatu yang lain (Nida dalam Tarigan, 1987:39-40)
b.      Menyimak Intensif
Tarigan (1987:40) menyatakan bahwa “menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.” Dalam kegiatan ini diperlukan pengarahan dari guru. Salah satu cara yang sederhana untuk melatih tipe menyimak seperti ini adalah menyuruh siswa menyimak tanpa memberi teks tertulis sekali atau dua kali, misalnya teks mengenai suatu paragraf yang mengandung beberapa penghubung kalimat.
Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi. Kemudian memberikan teks tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung-penghubung kalimat itu berada. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi.
Mungkin dalam kegiatan menyimak intensif, dapat dikatakan sebagai kegiatan menyimak atau mendengarkan dengan sempurna, tetapi belum tentu memahami maknanya. Oleh karena menyimak makna merupakan suatu keterampilan penting untuk dikembangkan, haruslah disadari benar-benar isi yang terkandung sebenarnya dari pesan tersebut dan berada dalam jangkauan intlektual dan kedewasaan siswa.
Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif sebagai berikut.
1)      Menyimak Kritis
Menyimak kritis (critical listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat” (Tarigan, 1987:42).
Menyimak kritis lebih cendrung meneliti letak kekurangan dan kekeliruan dalam pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara kritis, segala ucapan atau informasi lisan yang disimak untuk memproleh suatu kebenaran.
2)      Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:
a)      Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.
b)      Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan serta sebab-akibat.
c)      Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.
d)     Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam
e)      Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun pengorganisasiannya.
f)       Memahami urutan ide-ide sang pembicara.
g)      Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam Tarigan, 1987: 45).
3)      Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) merupakan kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan yang menggambarkan keindahan yang dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan, 1987: 46).
4)      Menyimak Eksplorasif
Tarigan (1987:47) menyatakan bahwa “menyimak eksplorasif (exploratory listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.” Dalam menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjalani serta menemukan hal-hal yang menarik sebagai informasi tambahan mengenai suatu topik.
5)      Menyimak Interogatif
Tarigan menyatakan pengertian mengenai menyimak interogatif sebagai berikut.
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan (1987:48).
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi atau menanyai sang pembicara.
6)      Menyimak Selektif
Merdhana (1987:32) menyatakan bahwa “menyimak selektif (selective listening) adalah menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi tertentu terhadap kebahasaannya di samping terhadap isi pesan itu.” Dalam menyimak selektif penyimak mungkin berhadapan dengan pesan-pesan yang tidak perlu.
3.      Tujuan Pembelajaran Menyimak Menurut Beberapa Ahli
a.       Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
1)      Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2)      Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3)      Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4)      Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5)      Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6)      Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7)      Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8)      Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
b.      Menurut Sutari (1997:22), tujuan menyimak adalah : (1) mendapatkan fakta (2) menganalisis fakta (3) mengevaluasi fakta (4) mendapatkan inspirasi (5) mendapatkan hiburan (6) memperbaiki kemampuan berbicara
1)      Untuk mendapatkan fakta
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh seseorang untuk memperoleh fakta. Cara yang pertama adalah dengan mengadakan eksperimen, penelitian, membaca buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Cara yang kedua adalah dengan dengan mendengarkan radio, melihat televise, berdiskusi, menghadiri seminar, dan sebagainya. Dari uraian di atas, maka menyimak merupakan suatu media untuk mendapatkan fakta dan informasi.
2)      Untuk menganalisis fakta
Proses menganalisis fakta adalah proses menaksir kata-kata atau informasi sampai pada tingkat unsur-unsurnya dan menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta tersebut.
3)      Untuk mengevaluasi fakta
Setelah menganalisis fakta, dalam benak penyimak yang kritis akan muncul beberapa pertanyaan sehubungan dengan hasil analisisnya terhadap suatu bahan simakan. Dalam mengevaluasi fakta, penyimak perlu mempertimbangkan bahan simakan dengan menggunakan segala pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
4)      Untuk mendapatkan inspirasi
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada beberapa masalah dalam hidup mereka. Kadang-kadang, kegiatan menyimak dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan cara mencari inspirasi. Kegiatan menyimak yang dapat menimbulkan inspirasi adalah seperti menyimak pengajian, seminar, dan sebagainya.
5)      Untuk mendapatkan hiburan
Pada dasrnya, manusia dalam hidup ini memerlukan hiburan Hiburan dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah kegiatan menyimak. Manusia jaman sekarang sering menyimak radio, televisi, film, dan sebagainya untuk memperoleh hiburan.
Seorang pembicara yang baik harus mampu menciptakan suatu suasana yang gembira dan menyenangkan. Hal ini akan membantu pembicara dalam mencapai tujuannya, yaitu menyampaikan materi agar dapat diterima dengan baik karena akan merangsang penyimak lebih berminat dan memperhatikan materi yang sedang disampaikan.
6)      Memperbaiki kemampuan berbicara
Tujuan menyimak yang terakhir adalah memperbaiki kemampuan berbicara. Dengan menyimak pembicaraan yang terpilih, kita dapat memperbaiki kemampuan berbicara. Hal ini sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing, karena dengan menyimak penutur asli, maka penyimak akan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahannya dalam pengucapan kata-kata asing.

Monday, April 24, 2017

Seminar Pendidikan Pemanfaatan Aplikasi Komputer Untuk Meningkatkan Kecerdasan dan Keterampilan Peserta Didik

Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Sdr
Di
tempat

Dengan hormat,
            Berkenaan dengan akan dilaksanakannya Seminar “Pemanfaatan Aplikasi Komputer Untuk Meningkatkan Kecerdasan dan Keterampilan Peserta Didik pada hari Selasa, tanggal 2 Mei 2017 Pukul 13.00 WIB bertempat di Gedung C STKIP Persada Khatulistiwa, dengan ini, kami memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk dapat kiranya mengikuti dan hadir pada kegiatan tersebut, agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Adapun kontribusi kegiatan tersebut sebesar Rp 30.000,-. Dari kontribusi yang diberikan, Bapak/Ibu/Sdr mendapatkan CD Media Interaktif berbasis Flash Player, konsumsi dan sertifikat. Pendaftaran dilayani dari jam 08.00-11.30 WIB dan 13.40-15.00 WIB. Batas pendaftaran kegiatan seminar ini berakhir pada pukul 15.00 WIB pada tanggal 27 April 2017. Tempat pendaftaran bertempat di Sekretariat Panitia (Prodi PGSD STKIP Persada Khatulistiwa).

Demikian surat ini dibuat. Atas segala perhatian, kami ucapkan terima kasih.


Saturday, April 22, 2017

E-Learning Belajar dan Pembelajaran Tahun Akademik 2016/2017

Berikut materi kuliah Dwi Cahyadi Wibowo, M. Pd. dapat diunduh dengan mengklik materi yaitu:

Pertemuan
Materi
I
Kontrak Kuliah dan Informasi TPK
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Ujian Tengah Semester (UTS)
IX
Review Ujian Tengah Semester
X
XI
XII
XIII
XIV
Masalah-Masalah dalam Pembelajaran
XV
Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Berdasarkan 
Data di Lapangan
XVI
Ujian Akhir Semester (UAS)

Selamat Belajar :-)

Wednesday, April 12, 2017

syarat dan ketentuan penerbitan NUPTK bagi Guru dan Tenaga Kependidikan

I. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, PLB.
II. Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan pendidikan Non Formal (KB/TPA/SPS, PKBM/TBM, Kursus, dan UPT.
III. Guru PNS/CPNS, Pengawas PNS, dan Guru bukan PNS.
IV. Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Satuan pendidikan Non Formal PNS/CPNS dan bukan PNS.
V. S-1/D4 dari LPTK/PTN yang memiliki prodi terakreditasi atau dari LPTK /PTS yang terakreditasi Kopertis setempat bagi guru dan tenaga kependidikan yang diangkat setelah Januari 2006.
VI. Guru dan tenaga kependidikan yang aktif dalam dapodik Dikdasmen dan PAUD-Dikmas dengan ketentuan;
A. Belum memiliki NUPTK melalui proses veval GTK oleh PDSPK
B. Kandidat guru dan tenaga kependidikan penerima NUPTK melengkapi persyaratan dengan memindai (meng- upload) dokumen persyaratan melalui aplikasiverval GTK:
i. Guru dan tenaga kependidikan PNS, SK CPNS/PNS + SK Penugasan dari Dinas Pendidikan
ii. Guru dan tenaga kependidikan non PNS,
a. di sekolah negeri: SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Gubernur
b. di sekolah swasta: SK Pengangkatan GTY selama 2 tahun secara terus menerus dihitung sampai dengan bulan Januari 2016 (SK tidak berlaku surut).
VII. Guru yang aktif tidak dalam dapodik (Guru Kemenag)
A. Diajukkan oleh operator Disdik melalui aplikasi verval GTK
B. Belum memiliki NUPTK melalui proses verval GTK oleh PDSPK
C. Kandidat guru penerima NUPTK melengkapi persyaratan dengan memindai (meng- upload) dokumen persyaratan melalui aplikasi verval GTK:
i. Guru PNS, SK CPNS/PNS + SK Penugasan dari Disdik
ii. Guru nonPNS,
a. di sekolah negeri: SK Pengangkatan dari Bupati/Walikota/Gubernur
b. di sekolah swasta: SI< Pengangkatan GTY selama 2 tahun secara terus menerus dihitung sampai dengan bulan Januari 2016 (SK tidak berlaku surut)
VIII. Diverifikasi dokumen persyaratannya oleh Disdik Kab/Kota, Ditjen GTK sesuai kebijakan yang ada.

Persyaratan Menjadi Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Penunjukan LPTK sebagai penyelenggara program PPG melalui penugasan khusus yang ditentukan dan didasarkan pada pemenuhan beberapa persyaratan, yaitu: (1) akreditasi Program Studi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan peringkat paling rendah B; (2) ketaatan azas dalam penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundangan yang ada; (3) komitmen LPTK; (4) kualitas sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang mendukung program studi kependidikan; (5) fasilitas asrama; (6) memiliki program peningkatan dan pengembangan aktivitas instruksional atau yang sejenis dan berfungsi efektif, dan (7) memiliki program dan jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra terakreditasi paling rendah B dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan (PPL).

informasi didapatkan dari https://drive.google.com/open?id=0B6ZftmSvg2vtWjJYTER6ZTM4ems

Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru 2017

Penyelenggara PPG adalah LPTK yang ditunjuk (ditugasi) oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa), Kemenristekdikti. Adapun LPTK penyelenggara Program PPG SM-3T Angkatan V Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Universitas Bengkulu
2. Universitas Mulawarman
3. Universitas Negeri Gorontalo
4. Universitas Negeri Jakarta
5. Universitas Negeri Makassar
6. Universitas Negeri Malang
7. Universitas Negeri Manado
8. Universitas Negeri Medan
9. Universitas Negeri Padang
10. Universitas Negeri Semarang
11. Universitas Negeri Surabaya
12. Universitas Negeri Yogyakarta
13. Universitas Nusa Cendana
14. Universitas Pendidikan Ganesha
15. Universitas Pendidikan Indonesia
16. Universitas Riau
17. Universitas Negeri Sebelas Maret
18. Universitas Syiah Kuala
19. Universitas Tanjungpura
20. Universitas Islam Nusantara
21. Universitas Muhammadiyah Malang
22. Universitas PGRI Semarang
23. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Friday, April 7, 2017

Seminar Pendidikan dan Lomba Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif


Hadiri dan ikuti seminar pendidikan dengan tema "Pemanfaatan aplikasi komputer untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan peserta didik" dengan pembicara Anyan, M. Kom., Imanuel Sairo Awang, S. Si., M. Pd., dan Dwi Cahyadi Wibowo, M. Pd. Donasi kegiatan hanya Rp 30.000,- mendapatkan fasilitas CD interaktif, snack dan sertifikat.

Ikuti pula lomba pembuatan media interaktif menggunakan powerpoin. pendaftaran kegiatan hanya Rp 10.000,-.

Pendaftaran bisa melalui via transfer maupun datang langsung ke sekretariat panitia.

via transfer ke rekening mandiri a.n dwi cahyadi wibowo no rekening 146-00-0612090-6, setelah transfer, mengirimkan bukti transfer ke email dwicahyadiwibowo@yahoo.co.id dan sms ke no 0853-4848-6838.

via datang ke sekretariat , datang dan daftar ke sekretariat panitia PGSD STKIP Persada Khatulistiwa (menemui bapak Dwi) di jalan pertamina sengkuang KM. 4 Sintang (STKIP Persada Khatulistiwa)

Jangan lewatkan even ini... Sejatinya ilmu perlu dikembangkan dan diuji terus menerus :)


Monday, April 3, 2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BRAINSTORMING PADA SISWA KELAS V

Indri Hartuti, Dwi Cahyadi Wibowo, Yudita Susanti.
 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang, Sintang

Abstract: The background of research by lack speaking skills of students in class V elementary school 13 Entogong districts Kayan Hulu school year 2016/2017. Focus the research problem that is how is the increase in the ability to speak using the method of brainstorming in class V elemenatry school 13 Entogong districts Kayan Hulu school year 2016/2017. The purpose from research is to increase their speaking ability class V elementary school 13 Entogong. Type of research is a classroom action research. with descriptive qualitative research method. The results of this study suggest that the ability to speak using the method of brainstorming in class V student elementary school 13 Entogong districts Kayan Hulu school year 2016/2017 increased. This can be seen from the test results of students in the  cycle I with the classical completeness 66,7% increase in cycle II into 93,3%. From results and discussion research it can be concluded that application of the method of brain storming  can increase their speaking ability students.

Keywords: Speaking Ability, Method Brainstorming

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara  kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Entogong Kecamatan Kayan Hulu tahun pelajaran 2016/2017. Fokus masalah penelitian yaitu; bagaimanakah peningkatan kemampuan berbicara menggunakan metode brainstorming pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Entogong Kecamatan Kayan Hulu tahun pelajaran 2016/2017? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Entogong. Jenis Penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kemampuan berbicara menggunakan metode brainstorming pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Entogong Kecamatan Kayan Hulu Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siswa pada siklus I dengan ketuntasan klasikal 66,7% meningkat pada siklus II menjadi 93,3%. Dari hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode brainstorming dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

Kata kunci: Kemampuan Berbicara, Metode Brainstorming

ojs: http://jurnal.stkippersada.ac.id/index.php/KAN/article/view/221