Monday, June 9, 2014

Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas satu dan enam berdasarkan kurikulum 2013

Sapuri, dkk 

1.      RPP TEMATIK
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum ktsp yaitu  perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada pemebelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas satu sekolah dasar menggunakan RPP Tematik.
Kelebihannya : Menurut Kunandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu :
  1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
  2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
  3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
  4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi.
  5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
  6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
  7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain memiliki kelebihan pembelajaran tematik juga memilki kelemahan, adapun kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika dilakukan oleh guru tunggal, Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema


sehingga pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran.
Kemudian untuk kelas enam sekolah dasar menggunakan RPP berkarakter yaitu adanya penambahan pada kegiatan inti yang terdiri dari,eksplorasi(membangun pengetahuan siswa), elaborasi(kegiatan inti, penekanan terhadap siswa untuk menjawab pertanyaan), dan konfirmasi( feedback guru terhadap siswa).

2.     Media Pembelajaran
Kelas satu sering menggunakan media gambar yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa dalam membaca sebuah huruf. Keempat keterampilan berbahasa tersebut sering di laksanakan dengan menggunakan media gambar.
            Media gambar ini sangat sering di gunakan oleh para guru untuk kelas rendah dan kelas tinggi karena pelaksanaannya lebih praktis dan siswa juga mudah untuk memahaminya.
            Untuk kelas enam juga menggunakan media gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia misalnya tentang “bencana banjir” dimana disitu terdapat sebuah isi wacana beserta gambar bencana banjir yang mengiringi sebuah wacana tersebut. Tujuannya agar lebih menarik perhatian dan pemahaman siswa dalam membaca.

3.      Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang sering di terapkan pada kelas satu untuk peermulaan pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode eja. Di mulai dengan mengeja huruf abjad setelah siswa mengerti kemudian di ajak mengeja  Misalnya nama orang “ Budi”. Kemudian kita mengeja setiap huruf tersebut kemudian menyuruh sisiwa untuk mengikutinya sampai siswa paham dan mengerti. Selain itu metode global:
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa bantuan gambar, misalnya:
Ini nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i – ni na – ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i – n – i - n – a – n – i

Kelas enam metode pembelajaran yang sering di gunakan untuk pembelajaran bahasa indonesia adalah metode ceramah, , kemudian metode tanya jawab.


4.     Kelebihan & Kekurangan Metode Ceramah dalam Pembelajaran
A. Kelebihan Metode Ceramah
1.      Dapat menampung kelas besar, tiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan, dan karenanya biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih murah.
2.      Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa.
3.      Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting hingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.
4.      Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.
B. Kekurangan Metode Ceramah
1.      Pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh konsep yang diajarkan. Sisawa hanya aktif membuat catatan saja.
2.      Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.
3.      Pengetahuan yang diperoleh melaui ceramah lebih cepat terlupakan.
4.      Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal” yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.




5.     penilaian
a.      Kurikulum 2013
                 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
b. Ktsp(2006)
     Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan( KOGNITIF) dan berbasis pada tes.


Dapat didownload di 

Friday, June 6, 2014

KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA

Surti Marlina, dkk

A.            Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Membaca          
Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam penyajian pembelajaranmembaca, guru sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut:
 (1) Pemeriksaan awal.
 (2) Persiapan lingkungan.
 (3) Persiapan siswa.
 (4) Penyajian bahanpengajaran.
Broghton 1978:211 dalam Tarigan 1978:12 – 13 menyebutkan adabeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan bahan pembelajaranmembaca.
a.       Sesuai dengan atau dapat menunujang tercapainya tujuan pembelajaran
b.      Sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa padaumumnya.
c.       Terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
d.      Mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Materi dan bahan pembelajaran membaca ditetapkan dengan mengacu padatujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bahan pembelajaran yang diberikanbermakna bagi para siswa, dan merupakan bahan yang betul-betul penting,baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajaribahan berikutnya.


B.     Hakikat media
1.      Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara. Dalam bahasa arab, media adalah perantara. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang di berikan orang tentang media. Dalam pembelajaran, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang  pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan uraian tentang pengertian media tersebut, dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu perantara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
2.      Ciri- ciri Media
Media memiliki ciri-ciri yang dapat dideteksi khususnya dalam penggunaan proses pembelajaran. Gerlach dan Ely (1971) (dalam Azhar Arsyad, 2011:12-14) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.
a)             Ciri Fiksatif. Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film.
b)             Ciri Manipulatif. Transformasi suatu kejadian atau objek memungkinkan karena media memilki cara manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari- hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. 
c)             Ciri Distributif. Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruangan dan secara bersama kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pangalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan sebagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.
3.             Fungsi Media
Fungsi media adalah salah satu alat perantara yang dapat membatu siswa dalam memahami suatu yang sedang dipelajarinya. Dengan kata lain, media salah satu alat yang dapat mempermudah pemahamannya terhadap materi yang baru dipelajarinya.  Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyd, 2011: 19) mengemukakan tiga fungsi media, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk memotivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan meransang para siswa atau pendengar untuk bertindak (bertanggung jawab, melayani secara suka rela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapkan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media adalah alat perantara yang dapat membatu siswa dalam memahami suatu yang sedang dipelajarinya agar dapat dipahami dengan baik dan memberi dampak pada pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
4.             Jenis- jenis Media Pembelajaran
Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan perolehannya. Apabila media yang sesuai belum tersedia naka guru berupaya pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh guru. Media tersebut meliputi media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi, dan  slide), media berbasis audio-visual (video dan audio-tape), dan media berbasis komputer  (komputer dan video interaktif) Azhar (2011:106).
1.        Media berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, ganbar/ ilustrasi, sketsa/ gambar garis, grafik, bagan, chart,  dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan refresentasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi.
        Keberhasilan penggunaaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakan dengan sesama dan menggunakan teknik-teknik visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun rancang media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang profesional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual.
        Jika mengamati bahan- bahan grafis, lembar, dan lain-lain. Yang ada disekitar kita, seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, terang/ dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunaannya. Dalam proses penataan itu, haruis diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, sdan keseimbangan. Unsur- unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, terkstur, dan warna. 
2.      Media Berbasis Audio- Visual
Media audio dan audio- visual merupakan betuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tape  dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam kembali. Disamping itu, tersedia pula materi audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi. Audio tape recorder juga dapat dibawa kemana- mana, dan karena tape recorder dapat menggunakan baterai, maka ia dapat digunakan di lapangan atau di tempat-tempat yang tak terjangkau oleh listrik. Kaset tape ausio dapat pula dimanfaatkan untuk pelajaran dan tugas di rumah. Ini dimungkinkan hampir semua siswa memiliki radio tape.
Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk :
a.          Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar;
b.         Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat- pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi;
c.          Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa;
d.         Menyiapkan variasi yang menarik dan perubaan- perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
3.      Media Berbasis Komputer
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer/ assisted Instruction/ CAI, atau computer assisted learning- CAL bisa berbentuk tutorial, dritlls and practice, simulasi dan permainan. Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau intrukstur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan dilayar di komputer dengan teks, gambar, atau grafik. Pada saat yang tepat – siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu, suatu pertanyaan atau soal diajukan. Jika jawaban siswa benar, komputer akan melanjutkan penyajian informasi atau konsep berikutnya jika jawaban salah, komputer dapat kembali ke informasi konsep sebelumnya atau pindah dari salah satu dari beberapa penyajian informasi konsep remedial. Perpindahan kesalah satu konsep remedial ditentukan oleh jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa.
4.      Multi Media Berbasis Komputer dan Inter- Active Video
Multimedia adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama- sama menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran. Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis perlatan perangkat keras yang masing- masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer merupakan pengedali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan itu adalah komputer, video kamera, video cassette recorder (VCR), overhead projektor, multivision (atau sejenisnya), CD player, compact disc. CD player, yan gsebelumnya merupakan peralatan tambahan komputer, sekarang sudah menjadi bagian unit komputer tertentu. Kesemua peralatan itu haruslah kompak dan bekerja sama dalam menyampaikan informasi kepada pemakainya. Informasi yang disajikan melalui multi media ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar melalui overhead projector, dapat didengar suaranya, dilihat gerakkannya.
Multi media bertujuan untuk menyajikan infprmasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indra, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi itu. Kemampuan teknologi elektronika semakin besar. Bentuk informasi grafis, video, animasi, diagram, suara, dan lain- lain dengan mudah dihasilkan dengan mutu yang cukup baik. Multi media berbasis kompuetr ini sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan.  Meskipun saat ini penggunaan media ini masih dianggap mahal, dalam beberapa tahun mendatang biaya itu akan semakin rendah dan dapat terjangkau sehingga dapat digunakan secara luas di beberbagai jenjang sekolah.

C.    Media dan Strategi Pembelajaran Membaca        
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan alat bantu yang dapat mempermudah pembelajaran. Dalam pembelajaran membaca, media pembelajaran dapat berupa teks bacaan sastra maupun non sastra. Fungsi media tersebut adalah untuk memperjelas pemahaman siswa dalam memahami informasi yang dibaca, maka fungsi media dalam pembelajaran membaca sangatlah penting. Dengan menggunakan media siswa akan tertarik dan mudah dalam memahami informasi. Berkaitan dengan penjelasan di atas, berikut dikemukakan beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk memilih dan menentukan media pembelajaran membaca. Menurut Sumadi  mengatakan prinsip untuk menentukan media dalam bahasa adalah sebagai berikut:
1.    Fungsional ,artinya cocok dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan dan benar-benar menunjang ketercapaian tersebut.
2.    Tersedia, artinya media yang akan digunakan ada dan sudah disiapkan.
3.    Murah, artinya media yang digunakan tidak harus mahal tetapi terjangkaudan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
4.    Menarik, artinya media yang digunakan adalah media menarik dan sesuaidengan kebutuhan siswa. Setidaknya ada beberapa kriteria untukmenentukan media yang menarik bagi siswa yaitu: 1) sesuai dengankebutuhan siswa, 2) sesuai dengan dunia siswa, 3) baru, dan 4) menantang.
Pada dasarnya pembelajaran membaca disampaikan dengan menggunakan media berupa teks ataupun bacaan.
Adapun strategi pembelajaran membaca yang dapat digunakan antara lain adalah:
1.    Strategi pembelajaran membaca nyaring
Strategi ini bertujuan agar siswa mampu melatih kemampuannya dalam mengenali bentuk bunyi dan huruf bahasa Arab, ketepatan intonasi ataupun irama dan kelancaran dalam membaca. Langkah-langkah yang bisa digunakan adalah:
a.    Guru memulai pelajaran dengan memberikan contoh qira’ah jahriyah dengan benar. Guru dimungkinkan membacakan teks dan diikuti oleh siswa dengan melihat teks. Siswa menirukan bacaan guru.
b.    Sebaiknya teks yang disajikan pendek serta mudah dipahami siswa, sehingga fokus hanya untuk mengucapkan dan tidak pindah untuk berfikir tentang makna.
c.    Tersedianya waktu yang cukup untuk melatih siswa mendengarkan teks, setelah selesai kemudian mereka diminta untuk membaca teks dengan keras.
d.   Melatih siswa membaca dengan cara bersama-sama dan juga individu. Saat siswa membaca secara individu guru harus aktif untuk mendorong siswanya membaca dengan cepat tidak membaca kata perkata atau sering berhenti dalam setiap baris.
e.    Guru mencatat kesalahan-kesalahan yang terjadi baik berkaitan dengan bunyi maupun pengucapan. Berdasarkan catatan tersebut guru bisa mencari penyebab kesalahan dan mencari solusinya.
2.    Strategi pembelajaran membaca dalam hati                                                                                     
Strategi ini bertujuan agar siswa mampu melatih kemampuannya dalam memahami isi maupun makna yang terkandung di dalam teks bacaan. Langkah-langkah metode qowaid wa tarjamah yang bisa digunakan dalam pembelajaran membaca dalam hati adalah:
a.    Guru memulai pelajaran dengan membacakan teks.
b.    Kemudian guru menterjemahkan teks kebahasa siswa.
c.    Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan dari guru.
d.   Di akhir pelajaran siswa mengulang bacaan yang telah dipelajari.


dapat didownload di http://www.4shared.com/file/40lS0fKuba/kelompok_1_kriteria_pemilihan_.html?

Wednesday, June 4, 2014

Strategi Pembelajaran Menyimak dan Mendengarkan

Yulia Hartini, dkk


A.    Strategi Pembelajaran Menyimak dan Mendengarkan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi bermakna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula sebagai upaya untuk mensiasati agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai. Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai berbagai metoda/teknik pembelajaran. ciri suatu metoda/teknik pembelajaran yang baik adalah :
1.      Mengundang rasa ingin tahu murid;
2.      Menantang murid untuk belajar;
3.      Mengaktifkan mental, fisik, dan psikis murid;
4.      Memudahkan guru;
5.      Mengembangkan kreativitas murid;
6.      Mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.

    B.  Pengertian Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa. Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari mengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut.
Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.Karena itu dapatlah kita simpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.


Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi.Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dan sebagainya.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.”Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertia.Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya.
Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat.Pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu yang bersangkutan dalam kegiatan berbicara, membaca, ataupun menulis mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu memiliki perbedaan pengertian. Banyak orang yang masih kurang memahami perbedaan tersebut.
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsure utama dalam setiap peristiwa menyimak.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.

A.    Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan inspirasi5. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

B.      Jenis- jenis Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
1. Sumber suara Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
 2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut: 
a.      Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.

Kelompok meyimak terdiri dari :

1)      Menyimak sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat.

2)      Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.

3)      Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut.

4)        Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari.

b.      Menyimak Intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak.
Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.

1)      Menyimak introgatif
ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi  dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
2)      Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
3)      Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan,2001:23)
4)       Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu.

E.       Ragam menyimak
 Berdasarkan Tidyman & Butterfield membedakan menyimak menjadi:
1.      Menyimak sederhana
2.      Menyimak diskriminatif
3.      Menyimak santai
4.      Menyimak informative
5.      Menyimak literature
6.      Menyimak kritis


FUnsur-unsur Menyimak
. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.

1.
Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak). Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan menyimak.

2. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat.
Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a.      Sikap Objektif
Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.
             b. Sikap Kooperatif
Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut.
c.       Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.