A. Strategi Pembelajaran Menyimak dan Mendengarkan
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi bermakna sebagai rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula
sebagai upaya untuk mensiasati agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai. Salah
satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai berbagai metoda/teknik
pembelajaran. ciri suatu metoda/teknik pembelajaran yang baik adalah :
1. Mengundang rasa ingin tahu murid;
2. Menantang murid untuk belajar;
3. Mengaktifkan mental, fisik, dan
psikis murid;
4. Memudahkan guru;
5. Mengembangkan kreativitas murid;
6.
Mengembangkan
pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
B. Pengertian
Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan
berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar
untuk menguasai suatu bahasa. Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai
dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian
mencoba untuk menerapkan dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak
tersebut belajar membaca dari mengenal huruf atau bunyi bahasa yang
diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau
kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut.
Menyimak pada
hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.Karena itu
dapatlah kita simpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami,
atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak
dapat berwujud dalam berbagai variasi.Misalnya mendengarkan radio, televisi,
penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dengan teman
sekerja, sekelas dan sebagainya.
Menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterprestasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya.”Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan,
pengertia.Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak pun harus
diperhitungkan dalam menentukan maknanya.
Melalui proses menyimak, orang dapat
menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat.Pemahaman terhadap fonem,
kata dan kalimat ini sangat membantu yang bersangkutan dalam kegiatan berbicara,
membaca, ataupun menulis mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Menyimak
merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa
lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan
penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat
maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun kalau kita pelajari lebih
jauh, ketiga kata itu memiliki perbedaan pengertian. Banyak orang yang masih
kurang memahami perbedaan tersebut.
Proses menyimak
memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau
mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar
mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan
mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman
karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar,
mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu
dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang
merupakan unsure utama dalam setiap peristiwa menyimak.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi
mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif.
Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan
percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis
ini kita secara bergantian
melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara
mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak
lebih lambat.
Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif,
yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam
acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita
tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan
diperlambat.
A. Tujuan
Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan
memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa
simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyimak memperoleh fakta atau
mendapatkan fakta
2. Untuk menganalisis fakta
3. Untuk mengevaluasi fakta
4. Untuk mendapatkan inspirasi5. Untuk
mendapatkan hiburan atau menghibur diri
B.
Jenis- jenis
Menyimak
Pengklarifikasian
menyimak berdasarkan:
1. Sumber
suara Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a. Intrapersonal
listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal
listening atau penyimak antar pribadi
2.
Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara
penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
a.
Menyimak
ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis
besarnya saja.
Kelompok
meyimak terdiri dari :
1)
Menyimak sosial
Menyimak
sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar,
terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih
menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam
masyarakat.
2)
Menyimak sekunder
Menyimak
sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang
membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran
radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar
tersebut, namun ia tidak
terganggu oleh suara tersebut.
3)
Menyimak estetik
Menyimak
estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan
menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan
puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu
lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami
sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga
timbul rasa senang terhadap puisi tersebut.
4)
Menyimak Pasif
Menyimak
pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya,
dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu
dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa
daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut.
Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak
pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan
baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Menyimak Intensif adalah
kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami
secara mendalam.
Menyimak
intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan
mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi
dapat dilakukan secara (1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis,
mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak.
Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1)
mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur
kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3)
mengetahui kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman
seseorang tentang bahan yang telah disimak.
1)
Menyimak
introgatif
ialah kegiatan
menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan menyimak interogratif bertujuan
untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru
yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan
informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
2)
Menyimak
eksploratif ialah
kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan
informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a)
menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan
dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada
masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
3)
Menyimak
konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan
dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi
yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti
petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari
hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir
informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam
bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak
(Kamidjan,2001:23)
4)
Menyimak
selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan
terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa
yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai
pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif
ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian
tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik-topik
tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan
pada tema-tema tertentu.
E.
Ragam menyimak
Berdasarkan
Tidyman & Butterfield membedakan
menyimak menjadi:
1.
Menyimak sederhana
2.
Menyimak diskriminatif
3.
Menyimak santai
4.
Menyimak informative
5.
Menyimak literature
6.
Menyimak kritis
F. Unsur-unsur Menyimak
. Setiap unsur
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain.
Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan
simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing
unsur itu.
1. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan
pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang
dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber
pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak). Dalam aktivitasnya, seorang penyimak
sering melakukan. kegiatan menulis dengan mencatat hal-hal penting selama
melakukan kegiatan menyimak.
2. Penyimak
Penyimak yang baik
ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas.
Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia
dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik
ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak
seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat.
Hal itu akan lebih
sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan
(2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua
sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.
a. Sikap Objektif
Yang
dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan
simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula
sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar
kegiatan menyimak,
seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.
b.
Sikap Kooperatif
Sikap
kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk
keberhasilan komunikasi tersebut.
c. Bahan simakan
Bahan
simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam
menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau
informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik,
pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
dapat didownload di https://www.4shared.com/file/souDbb0hce/kelompok_2_pembelajaran_menyim.html?
No comments:
Post a Comment