Dwi Cahyadi Wibowo, dkk
A. Hakikat
Keterampilan Bahasa
Keterampilan bahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan berbicara,
menyimak, menulis, dan membaca. Dalam berbicara, si pengirim pesan mengirimkan
pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima
pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain.
Selanjutnya, dalam menulis si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan
menggunakan bahasa tulis. Dipihak lain, dalam membaca si penerima pesan
berupaya memberikan makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain.
Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki
keterampilan dalam melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan
si penerima harus memiliki keteramplilan dalam melakukan proses decoding.
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi
dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan bermasyarakat yang
keberhasilannya, antara lain tergantung pada tingkat keterampilan berbahasa
yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara,
guru, dan wartawan.
Ada 4 aspek keterampilan berbahasa Indoneia yaitu mendengar (menyimak),
berbicara, membaca, dan menulis. Mendengarkan dan berbicara merupakan aspek
keterampilan berbahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan keterampilan
berbahasa ragam tulis. Mendengarkan dan membaca adalah keterampilan berbahasa
yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif.
Untuk menguasai keempat jenis keterampilan berbahasa tersebut seseorang harus
menguasai sejumlah keterampilan mikro.
Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan
yang sangat erat kaitannya. Berbicara bersifat produktif sedangkan
mendengarkan
bersifat reseptif. Dua jenis keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menulis dan
membaca. Keduanya merupakan jenis keterampilan berbahasa ragam tulis. Menulis
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca
bersifat reseptif.
Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa, keterampilan berbahasa jenis
reseptif tampak banyak mendukung pemerolehan bahasa jenis produktif. Dalam
suatu peristiwa komunikasi sering kali beberapa jenis keterampilan berbahasa
digunakan secara bersama-sama guna mencapai tujuan komunikasi.
B. Aspek Keterampilan Bahasa
Keterampilan
bahasa (language skills) mencakup empat keterampilan berikut.
- Keterampilan menyimak (listening
skills)
- Keterampilan berbicara
(speaking skills)
- Keterampilan membaca (reading
skills)
- Keterampilan menulis (writing
skills)
Keempat
keterampilan bahasa itu saling berkait satu sama lain, sehingga untuk
mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa keterampilan berbahasa
lainnya juga akan terlibat.
Tabel 1: Empat
Aspek Keterampilan Bahasa
Ciri-ciri
|
Lisan
|
Tulisan
|
Reseptif
|
Mendengarkan
|
Membaca
|
Produktif
|
Berbicara
|
Menulis
|
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa
biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa
kecil, kita belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, membaca,
dan menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan keterampilan berbahasa
yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis. Keterampilan
menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan
keterampilan membaca dan menulis pada umumnya dipelajari di sekolah. Keempat
aspek keterampilan bahasa berhubungan satu sama lain.
1.
Keterampilan menyimak (listening skills)
Menyimak
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat
reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi
juga memahaminya. Ada dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak
secara interaktif dan situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara
interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau
yang sejenisnya. Dalam menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas
menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk
bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang
diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan
radio, TV, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam
situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan
dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak
bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut
ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya
untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai
beberapa hal berikut:
- menyimpan/mengingat
unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short-term
memory);
- berupaya
membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;
- menyadari
adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya
reduksi bentuk-bentuk kata;
- membedakan
dan memahami arti kata-kata yang didengar;
- mengenal
bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);
- mendeteksi
kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;
- menebak
makna dari konteks;
- mengenal
kelas-kelas kata (grammatical word classes);
- menyadari
bentuk-bentuk dasar sintaksis;
- mengenal
perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);
- mendeteksi
unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan
unsur-unsur lainnya.
2. Keterampilan berbicara (speaking
skills)
Berbicara
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat
produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi
berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi
berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat
telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan
juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta
lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula
situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum
secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio
atau televisi.
Berikut
ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang
pembicara harus dapat:
- mengucapkan
bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat
membedakannya;
- menggunakan
tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga pendengar
dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;
- menggunakan
bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
- menggunakan
register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi,
termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
- berupaya
agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas
bagi pendengar;
- berupaya
mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide
utama;
- berupaya
agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti
pembicaraan.
3. Keterampilan membaca (reading skills)
Membaca
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah
dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki
tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca
dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan
mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki pembaca adalah:
- mengenal
sistem tulisan yang digunakan;
- mengenal
kosakata;
- menentukan
kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama;
- menentukan
makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis;
- mengenal
kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;
- menentukan
konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan
preposisi;
- mengenal
bentuk-bentuk dasar sintaksis;
- merekonstruksi
dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan;
- menggunakan
perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik
kesimpulan-kesimpulan;
- menggunakan
pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk
memahami topik utama atau informasi utama;
- membedakan
ide utama dari detail-detail yang disajikan;
- menggunakan
strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda,
seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi
secara mendalam.
4. Keterampilan menulis (writing skills)
Menulis
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di
antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah
sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan
dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut
ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, penulis
perlu untuk:
- menggunakan
ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;
- memilih
kata yang tepat;
- menggunakan
bentuk kata dengan benar;
- mengurutkan
kta-kata dengan benar;
- menggunakan
struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
- memilih
genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;
- mengupayakan
ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau
informasi tambahan;
- mengupayakan
terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca
mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;
- membuat
dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran
mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang
belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis.
C. Hubungan
Antar aspek Keterampilan berbahasa
Hubungan Antar aspek Keterampilan berbahasa
1. Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan Berbicara
merupakan dua kegiatan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Dalam kegiatan sehari-hari Menyimak(mendengarkan) dan berbicara
berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Kedua kegiatan ini merupakan proses
yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan sebuah media yang disebut
Bahasa yang dimiliki dan dipahami bersama.
Hubunganya
adalah:
- keduanya merupakan
kegiatan komunikasi tatap muka langsung dua arah
- ujaran biasanya
dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi)
- kata-kata anak biasanya
ditentukan oleh stimulan yang ditemui (misal kehidupan desa tau kota)
- ujaran anak
mencerminkan pemakaian bahasa disekitarnya baik di rumah, sekolah atau
lingkungan masyarakat
- anak dapat memahami
kalimat lebih panjang dan rumit daripada kalimat yang diucapkannya
- meningkatkan menyimak
berarti meningkatkan kualitas keterampilan berbicara
- ujaran anak baik dan
benar bila terbiasa menyimak ujaran yang baik dan benar
- berbicara dengan alat
peraga membantu penyimak menangkap informasi
2.
Hubungan antara Menyimak dan Membaca
- Keduanya merupakan alat
untuk menerima komunikasi
- Perbedaan keduanya, menyimak
menerima informasi dari sumber lisan, membaca dari sumber tertulis
- Keterampilan menyimak
mempengaruhi keberhasilan membaca efektif
- Pengajaran membaca
disampaikan oleh guru secara lisan
- Anak yang kesulitan
membaca lebih banyak belajar dengan menyimak
- Menyimak pemahaman lebih
mudah diikuti oleh anak daripada membaca pemahaman
- Anak membutuhkan
bimbingan dalam menyimak
- Kosakata simak yang
terbatas berkaitan dengan kesukaran membaca
- Ada korelasi antara
kosakata baca dan kosakata simak
- Pendengaran yang kurang
baik merupakan salahsatu penyebab ketidakpahaman dalam membaca
- Menyimak sesuatu secara
mendadak tidak lebih baik daripada membaca
- Terdapat hubungan
antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca
3.
Hubungan antara Menyimak dan Menulis
- Bahan informasi yang
digunakan dalam menulis didapatkan melalui kegiatan menyimak.
- Menyimak dapat
menimbulkan kreatifitas menulis
- Dengan melakukan
kegiatan menyimak dengan baik maka seseorang akan memiliki pengetahuan
yang luas sehingga dengan mudah penyimak dapat menulis dengan baik
- Keterampilan menulis
mendorong seseorang untuk menggunakan kaidah berfikir dalam kegiatan
menyimak
4.
Hubungan antara Berbicara dan Membaca
- Performansi atau
penampilanmembaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan
- Ujaran tunaaksara/buta
huruf dapat mengganggu pelajaran membaca bagi anak
- Ujaran membentuk suatu
dasar bagi pembelajaran membaca dan membaca membantu meningkatkan bahasa
lisan
- Kosakata khusus
mengenai bahan bacaan perlu dipahami sebelum memulai aktifitas membaca
5.
Hubungan antara Berbicara dan Menulis
- Keduanya merupakan alat
untuk mengekspresikan makna
- Ujaran merupakan dasar
bagi ekspresi tulis
- Diskusi dapat dilakukan
sebelum seseorang menulis tentang topik yang belum dikuasainya
- Ekspresi tulis lebih
terstruktur, tetap, dan jelas dibandingkan ekspresi lisan
- Membuat catatan dan
bagan atau kerangka ide yang akan disampaikan dalam suatu pembicaraan akan
membantu seseorang dalam mengutarakan idenya kepada pendengar
6.
Hubungan antara Membaca dan Menulis
Hubungan
antara membaca dan menulis yaitu membaca adalah merupakan proses awal yang
melatih dan meningkatkan keterampilan bahasa lisan sehingga mampu mengembangkan
keterampilan bahasa tulis dalam bentuk karya sastra. Secara garis besar
hubungan antara membaca dan menulis adalah sebagai berikut :
- Membaca (reseptif) dan
menulis (produktif)
- Menulis adalah kegiatan
menyampaikan gagasan, pesan, informasi, sedangkan membaca adalah kegiatan
memahami gagasan, perasaan, informasi dalam tulisan
- Sebelum menulis,
seringkali peulis melakukan aktifitas membaca
- Dalam kegiatan membaca,
seringkali pembaca menulis atau membuat catatan, bagan, rangkuman, atau
komentar
- Seringkali kita menulis
apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis
dapat didownload di
-------------------------------------------------------------------------------------------------
DUKUNG PROGRAM AMAL
terimakasih atas tulisannya sangat berguna
ReplyDeleteterima kasih ilmu yang diberikan semoga menjadi acuan bagi guru
ReplyDeletetulisannya bagus,mohon info referensi rujukannya
ReplyDeleteTulisannya sangat bermanfaat. Mungkin akan lebih bagus jika dapat di lengkapi dengan rujukannya.
ReplyDelete