Thursday, March 31, 2016

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN NUMERIK DAN INTELIGENSI

Dwi Cahyadi Wibowo

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

E-mail : dwicahyadiwibowo@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prestasi belajar matematika dengan kemampuan numerik dan inteligensi. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SDN 05 Pontianak Kota. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji product moment, dan analisis regresi multiple dengan bantuan SPSS 18 for Windows dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat kontribusi kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika, (2) terdapat kontribusi inteligensi terhadap prestasi belajar matematika, dan (3) terdapat kontribusi signifikan secara simultan antara kemampuan numerik dan inteligensi terhadap prestasi belajar matematika.

Kata kunci: Prestasi Belajar Matematika, Kemampuan Numerik, Inteligensi.

Abstract
This study aims to determine the relationship of mathematics achievement with numerical ability and intelligence. The population was students of grade V SDN 05 Pontianak Kota. To get the sample, this study applied simple random sampling. Data of this research were analyzed by using product moment analyzes, and multiple regression analyzes with SPSS 18 for Windows with a significance level of 5%. The findings of this research show that (1) there is a contribution of numerical ability to mathematics achievement, (2) there is a contribution of intelligence to mathematics achievement, and (3) there is a significant contribution of numerical ability and intelligence simultaneously to mathematics achievement.

Keywords: Mathematics Achievement, Numerical Ability, Intelligence.

Artikel dapat didownload di https://drive.google.com/file/d/0B6ZftmSvg2vtTHZ4d3B5VjFIUFE/view?usp=sharing

powerpoin di https://drive.google.com/file/d/0B6ZftmSvg2vtYWN4ZEFnaWRpa1U/view?usp=sharing

prosiding di https://drive.google.com/file/d/0B6ZftmSvg2vtS3Rnd2psaGtKWjQ/view?usp=sharing

Online Journal Systems http://www.semnas-pgsd.ump.ac.id/index.php?option=com_jdownloads&Itemid=821&view=summary&cid=75&catid=4

Sunday, March 27, 2016

Belajar Kembali Saling Sapa dan Mengucap Salam

Setiap episode kehidupan yang kita lalui pada dasarnya mengandung hikmah yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita untuk menjadi lebih baik lagi. Adakalanya untuk menyerap hikmah tersebut, kita menyadari secara langsung tetapi kadang juga butuh perenungan lebih lanjut dan lebih jauh. Saya mencoba menyelami hikmah yang bisa diperoleh dari salah satu episode hidup saya setahun kemarin. Alhamdulillah, tahun lalu saya diberi kesempatan selama satu tahun untuk merasakan kehidupan di negeri sakura Jepang dalam rangka melanjutkan pendidikan. Ada banyak hal yang bisa dipelajari disana, bukan melulu soal kuliah di kampus, tapi juga pembelajaran hidup yang menurut ukuran saya, nilainya jauh lebih besar ketimbang pendidikan formal. Banyak hal yang bisa diambil dari pengalaman bersentuhan dengan budaya dan cara hidup orang Jepang. Bagi saya, ada satu kesimpulan yang cukup membuat kaget bagi saya pribadi, yaitu pola hidup mereka ternyata cukup islami juga. Anda boleh tidak sependapat dengan pemikiran saya,. Beberapa teman sempat berkelekar, andai saja semua orang Jepang memeluk agama Islam, tentu penghuni surga didominasi oleh orang Jepang. Banyak fakta yang bisa memperkuat argumen tersebut. Soal disiplin, etos kerja, tepat waktu, dan kebersihan merupakan beberapa contoh dari gaya hidup yang sangat mendasar bagi mereka. Dari sini sebenarnya sudah bisa terlihat bahwa mereka telah menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan mereka. Bukankah Islam sangat menekankan akan pentingnya disiplin dan kebersihan? Hal-hal seperti ini bolehlah disebut sebagai modal yang dimiliki orang Jepang untuk menjadi muslim taat seandainya mereka memeluk agama Islam. 
Ada satu hal yang ingin saya ceritakan lebih jauh disini mengenai salah satu budaya mereka yang bisa menjadi pembelajaran untuk introspeksi diri. Simpel sebenarnya, tapi ternyata hal simpel ini justru sudah banyak dilupakan (diabaikan?) oleh kita. Saya ingin bercerita mengenai keramahan orang Jepang. Mereka ternyata ramah banget, mungkin lebih ramah dari kita. Kebiasaan mereka untuk selalu menyapa kalau bertemu atau sekedar berpapasan cukup membuat saya kaget. Sejak pertama saya menjejakkan kaki di tanah samurai, hampir semua orang yang berpapasan dengan saya pasti menyapa, entah itu dibarengi senyuman atau cuma anggukan kepala; yang pasti mereka pasti menyempatkan diri untuk menyapa kita. Tidak peduli apakah tua atau muda pasti dengan mudah mereka akan saling menyapa, termasuk kepada orang asing seperti saya. Sekedar mengucapkan ohayou gozaimasu (selamat pagi) atau konnichiwa (selamat siang) sudah menjadi kebiasaan otomatis bagi mereka ketika berpapasan dengan orang lain. Lebih jauh lagi, ada sapaan yang membuat saya berkesan, otsukare samadesu (terima kasih atas kerja keras anda) sering diucapkan teman-teman satu apato dan sesame teman kampus ketika berpapasan. Betapa mereka begitu menghargai orang lain, walaupun kelihatannya kita tidak melakukan sesuatu apa pun. Betapa mereka saling menghormati orang lain. Malu? Jelas… sebagai orang Indonesia dan muslim saya merasa malu. Iri malah. Bagi saya ini seperti tamparan yang cukup keras untuk mengingatkan bahwa kebiasaan untuk menyapa dan mengucap salam ini sudah luntur di masyarakat kita. Indonesia yang katanya negeri yang ramah, orangnya saling bertegur sapa, sepertinya sudah tidak tampak lagi. Banyak diantara kita yang saling cuek tanpa saling mengucapkan salam ketika saling berpapasan. Sering saya lihat orang mulai sibuk dengan kepentingan mereka sendiri, sehingga cukup enggan untuk sekedar mengucap salam kepada orang lain. Yang lebih parah lagi, bahkan sekarang timbul gejala orang tidak mau menjawab ucapan salam dari orang lain. 
Sebagai seorang muslim, agama kita telah mengajarkan pentingnya saling mengucapkan salam. Kita punya ucapan salam tersendiri yang tentu lebih baik dibanding sekedar selamat pagi atau selamat siang. “Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,..” harusnya menjadi salam yang selalu terucap ketika kita bertemu orang lain, bukan hanya ketika memulai pidato keagamaan, menelepon orang atau mengetuk pintu saat bertamu ke rumah. Tentang keutamaan mengucapkan salam ini, dijelaskan dalam salah satu hadist yang diriwayatkan Bukhari sebagai berikut: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bahwasanya ada seseorang yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Amalan islam apa yang paling baik?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Memberi makan (kepada orang yang butuh) dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali dan kepada orang yang tidak engkau kenali. ” (HR. Bukhari no. 6236). Mari kita renungkan sabda Rasulullah SAW berikut ini, “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu mau jika aku tunjukkan pada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim). 
Saling mengucapkan salam memang terlihat seperti perkara yang mudah. Namun ternyata faktanya bicara lain, banyak orang yang sudah lupa akan hal ini.padahal menurut saya, saling mengucap salam ketika bertemu atau berpapasan dengan orang lain akan menjadi suatu cara untuk mempererat rasa persaudaraan diantara sesama muslim. Indah rasanya jika kita bisa melakukannya terus dalam keseharian kita. Mari kita belajar lagi agar kita bisa menjadi muslim yang lebih baik ke depannya.

sumber: http://www.kompasiana.com/ujangkosim/belajar-kembali-saling-sapa-dan-mengucap-salam_55a4c6544b7a611d156ec837

Diberlakukan Mulai Juli 2016, Ini Revisi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 resmi diberlakukan secara nasional mulai Juli mendatang. Pemerintah optimistis, seluruh sekolah yang menerapkan K-13 akan mudah mengimplementasikannya karena metodenya lebih sederhana dan ringkas. "Untuk nama, kami sepakati tetap menggunakan nama Kurikulum 2013," katanya usai pengukuhan 156 orang Narasumber Nasional K13 di Pusdiklat Kemendikbud Depok kemarin (20/3). “Kalau‎ sebelumnya penilaiannya double. Siswa juga dibatasi proses berpikirnya. Misalnya SD hanya sebatas pemahaman, SMP analisa, dan SMA mencipta. Sekarang SD bisa menciptakan sesuatu karena materinya kita satukan, tidak dipenggal-penggal lagi," kata ‎Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno, Minggu (20/3). Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi meluncurkan Revisi Kurikulum 2013 di Depok kemarin (20/3). Tak banyak perubahan dalam kurikulum yang “baru” itu dibandingkan versi sebelumnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno menuturkan, secara keseluruhan ada lima poin hasil revisi kurikulum pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno, Minggu (20/3). Dia mengungkapkan, mulai Juli, penilaian ganda tidak diberlakukan lagi. Sebagai contoh penilaian spiritual, yang sebelumnya juga diwajibkan bagi guru Matematika dan Bahasa‎, kini tidak lagi. Penilaian spiritual diserahkan kepada guru Agama dan PPKN. Itupun penilaiannya secara deskreptif dan tidak berupa angka. “Guru Matemati‎ka bisa memberikan penilaian spiritual misalnya ketika melihat siswanya nyontek. Guru berhak memberikan pengetahuan spiritual dan menilai. Penilaian itu kemudian diserahkan kepada guru Agama dan PPKN," terangnya. Cara ini menurut Totok, akan mengurangi beban guru Matematika dan Bahasa karena tidak harus memperhatikan detik anak didiknya. “Penilaian spiritual kami kembalikan ke titahnya. K-13 juga mengedepankan pembelajaran aktif, jadi tidak hanya pemaparan slide saja. Antara guru dan murid saling interaktif,” katanya.

Poin utama adalah meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Berikut poin-poin penting revisi Kurikulum 2013.

Pertama, penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. Pada K13 versi lawas, seluruh guru wajib menilai aspek sosial dan spiritual (keagamaan) siswa. Sistem ini yang lantas dikeluhkan banyak guru.

Dalam skema yang baru, penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru PPKn dan guru pendidikan agama-budi pekerti. Sementara guru fisika dan mata pelajaran lainnya hanya menilai aspek akademik sesuai bidang yang diajarkan saja.

Totok menambahkan, guru mata pelajaran lain boleh menilai aspek sosial sewajarnya. Seperti terkait kenakalan atau misalnya saat siswa ketahuan mencontek.

Kedua, proses berpikir siswa tidak dibatasi. Pada kurikulum yang lama, berlaku sistem pembatasan. Yaitu, anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan SMA mencipta.

Pada kurikulum hasil revisi ini, anak SD boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan usia.

Ketiga, teori 5M (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mencipta) tidak sebatas menjadi teori saja. Tetapi, guru dituntut untuk benar-benar menerapkan dalam pembelajaran. 

Keempat, struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah.

Meski tidak banyak perubahan, Kemndikbud berharap para pelatih bisa menyajikan unsur kebaruan dalam K13 versi revisi itu. “ K13 versi baru ini tetap mendukung proses belajar di kelas yang menyenangkan,” katanya. 

Mantan kepala Biro Kepegawaian Kemendikbud itu menambahkan, narasurmber Nasional (NN) dan Instruktur Nasional (IN) yang kemarin juga resmi dikukuhkan dituntut harus bisa berperan maksimal. Sehingga nanti ketika melatih guru di tingkat provinsi atau sekolah tidak mengalami hambatan. 

Terpisah, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, pihaknya kecewa dengan agenda revisi K13. Sebab, Kemendikbud tidak membuka ruang dialog dengan publik. 

"Kami di FSGI waktu awal revisi K13 menyampaikan banyak masukan," katanya. 

Namun tanpa dia ketahui wujud revisi K13, tiba-tiba sudah jadi materi pelatihan. Menurutnya urusan bahan atau konten pelajaran di K13 banyak yang harus diperbaiki. 

Dia mencontohkan banyak materi pelajaran yang tumpang tindih di mata pelajaran sejarah. "Buku matematika sekarang tebalnya dua kali lipat dibanding Kurikulum 2006," tuturnya.

Sunday, March 20, 2016

20 Manfaat Sedekah dalam Islam Bagi Kehidupan

Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Sepenggal seruan itu mengingatkan kita betapa pentingnya untuk memberi. Jika kita tergolong orang yang mampu dengan memiliki kedudukan, harta yang cukup banyak. Maka perlu sekiranya kita untuk bersedekah. Memberikan sebagian harta kita kepada orang yang benar-benar membutuhkan.


Perintah Sedekah dalam Islam
Manfaat memeluk agama islam banyak mengenal konsep sosial yang memerintahkan umatnya untuk saling tolong-tolong menolong antar manusia dalam kebaikan. Konsep zakat, qurban, dan salah satunya adalah ibadah sedekah, yang selain mempererat hubungan dengan Tuhan namun juga dengan sesama Manusia.

Perintah sedekah ini terdapat pada firman Allah dalam Alqur’an, surat An Nissa ayat 114:

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali dari bisikan-bisikan orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar”.

Sedekah bukan hanya soal memberikan sebagian harta bagi yang membutuhkan, namun manfaat sedekah lebih luas akan dirasakan pada orang yang melakukannya seperti berikut :

1. Memperkuat keimanan

Ibadah adalah sarana yang berarti suatu pengabdian yang dilakukan seorang hamba kepada Tuhannya. Bersedekah di dalam agama adalah sebagai salah satu perintah bagi umat muslim. Bersedekah dengan niat demi ibadah karena Allah, maka akan memupuk rasa keimanan kita terhadap Allah. Hal ini seperti manfaat qurban yang mengajarkan berbagi kebahagiaan di hari idul Adha.

2. Meningkatkan rasa empati sosial

Konsep sedekah secara esensi adalah dengan memberikan apa yang kita punya baik imateriil mapun materiil untuk orang yang lebih membutuhkan. Perilaku bersedekah mensyaratkan adanya sesuatu yang bisa di berikan dan juga siapa yang diberi. Bagi orang yang memberi sedekah semata-mata untuk membantu meringankan beban orang yang dibantu akan melatih sikap empati kita terhadap orang lain.

Hal lain yang bisa dilakukan untuk memupuk rasa empati adalah dalam manfaat ilmu sosiologi dalam kahidupan.

3. Terhindar dari nilai materialisme

Khusus untuk bersedekah secara harta membuat kita harus berani mengurangi apa yang kita punya untuk kebaikan orang lain. Hal ini baik agar kita tidak menjadi orang yang gila harta yang tidak rela hartanya diberikan cuma-cuma untuk orang lain.

Sifat tersebut adalah tanaman nilai materialisme yang justru akan membuat kita hanya memikirkan kebahagiaan duniawi semata. Oleh karena itu perlu adanya kebiasaan yang menjaga kita terhindar dari nilai-nilai materialisme, dan dengan manfaat sedekah termasuk salah satunya.

4. Rasa syukur kepada Tuhan

Manfaat sedekah turut mengingatkan kita bahwa apa yang kita punya adalah kenikmatan yang tidak lepas dari izin tuhan. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur maka perlu membagi kenikmatan yang kita punya kepada orang lain yang kurang beruntung.

Dalam islam rasa syukur ini juga terdapat dalam manfaat ayat kursi dalam ayat suci Alquran.

5. Melatih berpikir positif

Bagi orang yang bersedekah dengan ikhlas maka tidak akan ada kekhawatiran baginya. Manfaat berpikiran positif tentang sedekah ini, akan membuatnya berpikir bahwa apa yang telah dilakukannya tersebut justru akan memberikan manfaat jangka panjang. Sehingga secara bahasa jawanya, dia tidak akan merasa “eman” dan justru akan menganggap akan ada hal yang baik yang akan diterima dirinya ketika melakukan kebaikan dengan bersedekah.

6. Terhindar dari sifat kikir

Ini adalah salah satu sifat buruk yang perlu dihindari. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan juga makhluk sosial, tidak sepatutnya kita sombong dengan menganggap bahwa apa yang di dapat adalah karena usahanya semata.

Perlu di ketahui nasib kita, entah baik atau buruk pastilah terikat dengan campur tangan Tuhan dan sangat dimungkinkan ada campur tangan orang lain yang mempengaruhi. Oleh sebab itu dengan manfaat sedekah akan mengingatkan kita untuk tidak memiliki sifat kikir.

7. Meningkatkan kekebalan Tubuh

Menariknya, dengan bersedekah ada efek yang ditimbulkan terhadap kesehatan kita. Berbeda dengan manfaat buah-buahan atau sayuran yang biasa dikonsumsi, menurut penelitian yang dilakukan Prof. David M Clelland. Dia menemukan bahwa dengan melakukan sesuatu yang positif untuk orang lain seperti bersedekah akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

8. Semakin panjang umur

Manfaat ini tidak kalah menariknya, dengan bersedekah akan membuat kita lebih panjang umur. Hal itu diperkuat oleh pendapat Dr Stephen Post yang di dalam bukunya menyebutkan bahwa sifat dermawan cukup menyehatkan dan bisa memanjangkan umur kita.

Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Stephanie Brown melibatkan partisipan para manula, Penelitian tersebut menemukan bahwa manula yang gemar bersedekah memiliki resiko lebih kecil untuk meningggal dalam rentan 5 tahun berikutnya dibandingkan dengan manula yang tidak pernah bersedekah. Mempuk jiwa dermawan juga diajarkan dalam manfaat zakat sebagai ibadah wajib dalam islam.

9. Memiliki tubuh lebih bugar

Hal itu di ungkap oleh James House dalam studinya ia menyimpulkan bahwa dengan membantu orang lain dengan sepenuh hati akan meningkatkan kebugaran tubuh dan meningkatkan angka harapan hidup.

10. Mendapat rasa bahagia

Dengan bersedekah akan menghadirkan perasaan bahagia. Hal itu di ungkap oleh Elozabeth Duun dalam risetnya, ia menemukan bahwa dengan membelanjakan harta di jalan kebaikan untuk membantu orang lain akan mendorong produksi hormon-hormon kebahagiaan di dalam otak kita.

Selain bersedekah, lakukan hal-hal yang disukai untuk mendapatkan kebahagiaan seperti : tertawa
melakukan meditasi atau bermain musik

11. Terhindar dari stress

Dalam bukunya, Allan Luks mengatakan bahwa dengan menolong orang lain akan meringankan rasa sakit kita sendiri, serta mengurangi stress. Dengan memberikan bantuan secara dengan rela akan meningkatkan produksi endrofin, hal itu baik untuk kesehatan jiwa kita. Penelitain yang dilakukan Allan Luks melibatkan 3000 sukarelawan, dan 90%-nya merasakan betul manfaat berbagi dengan orang lain.

12. Berlatih bersikap Adil

Studi di Belgia yang melibatkan 466 pelajar. Mereka ditanya tentang seberapa sering berbagi dengan orang lain dan kemudian di bandingkan dengan perilaku alturistik mereka. Hasilnya Charlotte De Backer yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa Mereka yang sering berbagi memiliki sikap adil, dan tidak berani mengambil hak orang lain.

Hal itu menunjukkan bahwa dengan manfaat sedekah, akan mengingatkan kita mengenai kewajiban kita sebagai makhluk sosial. Untuk bersikap adil kepada mereka yang membutuhkan dengan memberikan bantuan sosial.

13. Menurunkan tekanan darah

Hal ini akan sangat bermanfaat agar kita terhindar dari hipertensi atau tekanan darah tinggi. Studi yang dilakukan pada tahun 2006 menemukan bahwa orang yang suka menolong dan memiliki motivasi untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain akan membuatnya memiliki tekanan darah yang stabil.
Manfaat Sedekah Bagi yang Menerimanya

1. Meringankan beban biaya hidup

Tentu jika kita bersedekah maka akan memberikan daya tambahan kepada orang yang menerima bantuan kita. Dengan begitu beban masalah yang dimiliki akan berkurang. Hal ini menjadi perlu menjadi perhatian kita karena kita berada pada satu lingkungan sosial yang sama namun ada orang disekitar kita yang kurang beruntung dan perlu diangkat beban penderitaannya.
sponsored links

2. Menumbuhkan sikap optimisme

Ketika kita memberikan bantuan kepada orang lain. Maka orang yang menerima tersebut akan muncul harapan baru. Kepedulian yang kita berikan akan menjadi semangat tersendiri bagi mereka untuk bisa menghadapi masalah dengan sikap optimis, karena kita membuat mereka sadar bahwa masih ada orang-orang dermawan bersama mereka untuk membantu meringankan beban hidup mereka.

Manfaat taat kepada Allah senantiasa akan membukakan jalan untuk membuat diri lebih baik dari sebelumnya.

3. Mencegah perbuatan yang munkar

Kemiskinan, kelaparan, apapun kondisi kekurangan yang dialami seseorang sangat rentan akan menimbulkan tindakan yang tercela. Ketidak berdayaan yang dialami membuat mereka berpikir jalan praktis untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Oleh karena itu, dengan membuat mereka tetap optimis menjalani hidup dengan bantuan dari kita, maka turut mencegah mereka dari berbuat tindakan menyimpang.

4. Menjaga keimanan terhadap Allah

Keimanan seseorang kadangkala juga luntur tatkala mereka diuji dengan kondisi kekurangan. Sebagian dari mereka akan mengeluh kepada Tuhan yang dianggapnya tidak adil. Hal itu justru akan berbahaya dan bisa menurunkan kadar keimanan mereka. Oleh karena itu manfaat sedekah kepada orang yang menerimanya, maka akan membantu menjaga keimanan mereka kepada Allah.
Manfaat Sedekah bagi Lingkungan sosial

1. Membangun budaya tolong menolong

Jika kita membiasakan diri untuk menolong orang lain yang membutuhkan, dan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jika ini dilakukan oleh banyak orang, maka akan muncul budaya saling tolong-menolong.

2. Menurunkan tingkat kriminalitas

Dampak berikutnya bagi kondisi sosial masyarakat kita adalah akan terhindari dari kejahatan-kejahatan yang dilakukan sebagian kalangan, yang dilandasi alasan ketidakmampuan sehingga menuntut mereka untuk berbuat kriminal. Oleh karena itu, dengan membudayakan manfaat sedekah akan mempengaruhi angka kriminalitas yang terjadi.

3. Mengatasi masalah kesenjangan sosial ekonomi

Dampak jangka panjang yang di dapat dari manfaat sedekah, dalam masyarakat kita adalah jarak antara si kaya dan si miskin yang tidak lagi terlalu senjang. Artinya kesenjangan ekonomi akan bisa di kurangi ketika kita membantu mengangkat kalangan bawah dan mendukungnya untuk bisa memperbaiki nasib ekonomi mereka.

Fakta sedekah tidak hanya dilakukan oleh umat islam. Manfaat agama dalam ajaran lain selain Islam pun, memiliki konsep ajaran untuk saling memberi. Fakta kongkritnya adalah Bill gates, CEO microsoft ini dikenal sebagai orang yang sangat dermawan. Tahukah Anda bahwa 50% dari penghasilan Bill gates disumbangkan untuk memperbaiki angka kemiskinan.

Tuesday, March 8, 2016

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Nama Perguruan Tinggi
:
Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persada Khatulistiwa, Sintang Kal-Bar
Program Studi
:
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mata Kuliah
:
Belajar dan Pembelajaran
Kode Mata Kuliah
:
MKB-005
Semester
:
II
Bobot SKS
:
3 SKS
Jurusan/Konsentrasi
:
-
Dosen
:
Dwi Cahyadi Wibowo, M. Pd
Alokasi Waktu
:
1 x tatap muka (3 x 50 Menit)
Pertemuan ke
:
II

Kompetensi Inti:
1.      Menjelaskan hakikat belajar dan pembelajaran, jenis-jenis belajar, serta faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran.             

Kompetensi Dasar:
1.      Menjelaskan hakikat belajar dan pembelajaran.

Indikator:
1.      Menjelaskan pengertian belajar.
2.      Menjelaskan pengertian mengajar.
3.      Menjelaskan pengertian pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran:
1.      Melalui penugasan, diskusi kelompok, dan tanya jawab tentang pengertian belajar, mahasiswa dapat menjelaskan pengertian belajar.
2.      Melalui penugasan, diskusi kelompok, dan tanya jawab tentang pengertian mengajar, mahasiswa dapat menjelaskan pengertian mengajar.
3.      Melalui penugasan, diskusi kelompok, dan tanya jawab tentang pengertian pembelajaran, mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pembelajaran.

Karakter Siswa yang Diharapkan:
Bersahabat/komunikatif, menghargai prestasi, rasa ingin tahu yang tinggi, dan kreatif.

A.     Materi Pembelajaran:
1.    Konsep Belajar
Hampir  semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain.
a.    Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kehidupan hidupnya.
b.    Menurut Azhar Arsyad (2009: 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
c.    Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 295) belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.
d.    Menurut Oemar Hamalik (2001: 27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)
Dalam sejarah perkembangan psikologi, kita akan mengenal beberapa aliran psikologi yaitu teori psikologi klasik, teori psikologi daya, teori mental Teori-teori tersebut memiliki tafsiran sendiri-sendiri tentang belajar menurut pandangannya masing-masing.


a.    Belajar menurut teori psikologi klasik.
Menurut teori ini, hakekat belajar adalah all learning is a proces of developing or training of mind. Kita belajar melihat objek dengan mengembangkan kekuatan mencipta, ingatan, keinginan, dan pikiran, dengan melatihnya.
b.    Belajar menurut teori psikologi daya.
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berpikir, merasakan, kemauan dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Tiap orang mempunyai/memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja. Agar daya-daya itu berkembang (terbentuk), maka daya-daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat formal, karena mengutamakan pembentukan daya-daya.
c.    Belajar menurut teori mental state.
Menurut teori ini belajar adalah memperoleh pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang-perangsang dari luar.
d.    Belajar menurut teori behavioristik.
Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan memberikan rangsangan (stimulus), maka anak akan mereaksi dengan respons. Hubungan stimulus-respons ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar.

Dimyati dan Mudjiono (2009: 9) menuliskan konsep belajar menurut pandangan para ahli yang lain yaitu  :
a.    Belajar Menurut Pandangan Skinner
Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku.
b.    Belajar Menurut Pandangan Gagne
Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan proses dari yang sederhana ke yang kompleks.
c.    Belajar Menurut Pandangan Piaget
Piaget berpendapat bahwa belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.
d.    Belajar Menurut Pandangan Sund
Sund mengutamakan proses penemuan (discovery) dalam belajar. Proses penemuan adalah proses mental, intelektual, dan emosional yang dapat melibatkan siswa dalam mengolah bahan belajar.
e.    Belajar Menurut Roger
Roger berpendapat bahwa  belajar harus memliki makna bagi siswa.
Berdasarkan beberapa pandangan dari para ahli tentang belajar maka belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya  yang menjadi suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri seseorang sepanjang hidupnya.

2.    Konsep Mengajar
a.    Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia, mengajar adalah memberi pelajaran.
b.    Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik.
c.    Oemar Hamalik (2008: 44-52) memiliki beberapa pendapat tentang konsep mengajar, antara lain:
1)   Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah.
2)   Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui pendidikan sekolah.
3)   Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
4)   Mengajar adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
5)   Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6)   Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dari pengertian mengajar di atas, dapat dikatakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan/usaha dalam penyampaian suatu pengetahuan sebagai pelajaran, baik secara formal maupun informal kepada peserta didik atau siswa.

3.        Konsep Pembelajaran
a.    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
b.    Corey (dalam Miarso, 1986) berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk  memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi  tertentu.
c.    Dimyati dan Mudjiono (2009: 297) berpendapat bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan umber belajar.
d.    Oemar Hamalik (1995: 57) menyebutkan pembelajaran sebagai  suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Adapun konsep lainnya tentang pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah:
1)   Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
2)   Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri.
3)   Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4)   Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
5)   Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungan belajar sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan bermakna bagi kehidupan peserta didik.
Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran maka pembelajaran adalah suatu kegiatan, cara dan proses yang mengkondisikan seseorang untuk belajar dan lebih memfokuskan pada kegiatan yang dirancang agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui kegiatan instruksional edukatif yang dilakukan pendidik.

B.     Metode Pembelajaran:
Adapun metode pembelajaran yang digunakan yakni:
1.      Diskusi kelompok,
2.      Penugasan,
3.      Ceramah, dan
4.      Tanya jawab.

C.     Kegiatan Pembelajaran :
1.      Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
  1. Doa, salam, absen, dan pengkondisian kelas.
  2. Appersepsi (mahasiswa ditanyakan dengan perbedaan belajar, mengajar, dan pembelajaran).
  3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
  4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2.      Kegiatan Inti (110 menit)
  1. Eksplorasi
1)      Mahasiswa mengeksplorasi hal-hal yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari.
2)      Mahasiswa diberikan soal/masalah untuk didiskusikan.
  1. Elaborasi
1)      Mahasiswa diminta mendiskusikan penyelesaian soal dan diberikan waktu beberapa menit dan dosen mengawasi jalannya diskusi.
2)      Mahasiswa menyajikan hasil kerja kelompok di depan kelas.

  1. Konfirmasi
1)      Mahasiswa diberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilannya.
2)      Mahasiswa diberikan konfirmasi dan penjelasan oleh dosen mengenai soal yang diberikan.
3)      Mahasiswa diminta melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar yang telah dilakukan.
4)      Mahasiswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif diberikan motivasi.

3.      Kegiatan Penutup (30 menit)
1)      Mahasiswa bersama dosen membuat rangkuman/simpulan materi.
2)      Dosen memberikan evaluasi dan mahasiswa mengerjakannya dengan rentang waktu yang telah ditentukan.
3)      Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4)      Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik jika diperlukan.
5)      Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan mahasiswa diminta mengulangi dan belajar kembali materi yang sudah dipelajari, serta mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya sesuai silabus yakni metode ceramah.

D.    Penilaian
Teknik Penilaian dan Bentuk Penilaian
Teknik penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.    Teknik penilaian tertulis dalam bentuk uraian objektif (essai).
2.    Teknik penilaian sikap dalam bentuk observasi perilaku.


1.    Penilaian Hasil
Instrumen Penilaian
Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
1)      Jelaskan pengertian belajar !
2)      Jelaskan pengertian mengajar !
3)      Jelaskan pengertian pembelajaran !

Kunci Jawaban
1)      Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya  yang menjadi suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri seseorang sepanjang hidupnya
2)      Mengajar adalah suatu kegiatan/usaha dalam penyampaian suatu pengetahuan sebagai pelajaran, baik secara formal maupun informal kepada peserta didik atau siswa.
3)      Pembelajaran adalah suatu kegiatan, cara dan proses yang mengkondisikan seseorang untuk belajar dan lebih memfokuskan pada kegiatan yang dirancang agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui kegiatan intruksional edukatif yang dilakukan pendidik.

Pedoman Penilaian
1.    Jika benar bernilai 35
2.    Jika benar bernilai 30
3.    Jika benar bernilai 35

Penilaian berdasarkan PAP
Konversi nilai =  x 100





2.    Penilaian Proses
Lembar Penilaian Proses
Nama Mahasiswa
Aspek yang Dinilai
Total Skor
Bersahabat/ komunikatif
menghargai prestasi
rasa ingin tahu
kreatif

























Kriteria Penilaian:
90-100             = A = Baik sekali
80-89               = B = Baik
70-79               = C = Cukup
69 ke bawah    = D = kurang

Konversi nilai =  x 100

Sumber Belajar :
1.    Alat
a.    LCD Proyektor
b.    Laptop
c.    Powerpoin materi
d.    Handout

2.    Sumber belajar
a.       Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
b.      Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
c.       Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
d.      Dimyati. Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
e.       Djamarah, Syaiful Bahri. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rhineka Cipta.
f.        Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi aksara.
g.       Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Sinar Grafika.
h.       Joko Susilo, Muhammad. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
i.         Kamus Bahasa Indonesia. 16 april 2012. Mengajar. http://kamusbahasaindonesia.org/mengajar.
j.        Kamus Bahasa Indonesia. 16 april 2012. Pembelajaran. http://kamusbahasaindonesia.org/pembelajaran.
k.      Redaksi Sinar Grafika. 2011. SISDIKNAS. Jakarta: Sinar Grafika.
l.         Slameto. 2003.  Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta.

Menyetujui
Ketua Prodi PGSD
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang





Imanuel Sairo Awang, S. Si., M. Pd.
NIDN. 1125118502
Sintang, 8 Maret 2016

Dosen Pengampu Mata Kuliah





Dwi Cahyadi Wibowo, M. Pd.
NIDN. 1126108901
Mengetahui
Ketua STKIP Persada Khatulistiwa Sintang





Drs. Rafael Suban Beding, M. Si.
NIDN. 1125055502



RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016 DAPAT DIUNDUH DI https://drive.google.com/file/d/0B6ZftmSvg2vtd0VEVUlkVHJ6anc/view?usp=sharing